Bisnis.com, JAKARTA— Waterfront Securities Indonesia mengemukakan aksi sejumlah emiten menjadi perhatian pasar pada perdagangan hari ini, Selasa (30/8/2016).
Octavianus Marbun, Analis PT Waterfront Securities Indonesia dalam risetnya yang diterima hari ini, Selasa (30/8/2016), mengemukakan aksi sejumlah emiten tersebut adalah:
- Per Juli, BMRI Cairkan KPR Rp32,2 Triliun
PT Bank Mandiri Persero Tbk (BMRI) mencairkan kredit pemilikan rumah (KPR) sebesar Rp32,2 triliun hingga Juli 2016 atau tumbuh 8,1% secara tahunan. Pertumbuhan BMRI hingga Juli di atas rata-rata pasar. Hingga akhir tahun ini, BMRI menargetkan KPR tumbuh di atas rata-rata pasar. Pada 2015 di periode yang sama, BMRI mencatatkan realisasi KPR sebesar Rp 29,8 triliun. Meskipun KPR tumbuh, kualitas kredit perumahan masih terjaga, dengan rasio kredit bermasalah (NPL) sebesar 2%. Menurut BMRI terdapat dua faktor pemicu pertumbuhan KPR di sisa tahun adalah relaksasi ketentuan nilai pinjaman dari total aset (loan to value/LTV) perumahan dari BI dari 80% menjadi 85%, yang membuat syarat uang muka KPR berkurang menjadi 15% dari 20%.
- ANTM Jual Bijih Nikel Ke Pasar Domestik
PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) telah melakukan penjualan bijih nikel untuk memenuhi kebutuhan bahan baku smelter pengolahan nikel pihak ketiga domestik. Pada tahun 2015, perusahaan telah menjual bijih nikel sebanyak 46.751 wet metric ton (wmt), sementara sampai dengan semester
I 2016, penjualan bijih nikel domestik ANTM mencapai 644.125 wmt. Penjualan bijih nikel di dalam negeri juga bertujuan untuk meningkatkan pendapatan dan profitabilitas Perusahaan. Selain melakukan penjualan bijih domestik, saat ini ANTM sedang melaksanakan pembangunan pabrik feronikel berkapasitas 13.500 ton nikel dalam feronikel (TNi) di Halmahera Timur, Maluku Utara yang direncanakan selesai pada tahun 2018.
- DMAS Akan Berupaya Tingkatkan Pendapatan Berulang
PT Puradelta Lestari Tbk (DMAS) terus berupaya untuk meningkatkan pendapatan berulang (recurring income) dengan meluncurkan produk serviced apartment Le Premier di Kota Deltamas, Cikarang Pusat. Service apartmen ini telah siap untuk melayani kebutuhan para tenant, khususnya ekspatriat, yang bekerja di daerah Cikarang secara umum dan khususnya di kawasan Kota Deltamas dan akan mulai beroperasi pada awal September 2016. Dari produk serviced apartment ini, perseroan menargetkan dapat meraih potensi pendapatan berulang sekitar Rp30 miliar per tahun. Saat ini, serviced apartment ini telah tersewa penuh oleh salah satu tenant industri yang sebelumnya telah membeli lahan di Greenland International Industrial Center (GIIC), kawasan industri Kota Deltamas.
- LRNA Mengalami Rugi Bersih Rp12 Miliar
PT Eka Sari Lorena Transport Tbk (LRNA) selama semester I 2016 membukukan rugi komprehensif Rp12 miliar, berbalik dari untung Rp536,99 juta sepanjang enam bulan pertama tahun lalu. Pendapatan LRNA turun 16,59% menjadi Rp59,94 miliar. Pendapatan utama LRNA dari bus antarkota antarprovinsi (AKAP) turun 21,22% menjadi Rp49,82miliar itu, pendapatan dari jasa operator bus Trans Jakarta relatif stabil di angka Rp8,79 miliar. Tahun ini, LRNA juga mendapat pemasukan baru dari bus pengumpan atau feeder sebanyak Rp1,31 miliar.
- Pemprov Banten Akan Jual Kepemilikan di BJBR
Pemprov Banten akan melepas saham PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk (BJBR) dalam waktu dekat. Hal ini dilakukan karena Pemprov Banten ingin fokus mengembangkan PT Bank Pembangunan Daerah (BPD) Banten. Saat ini Pemprov Banten memiliki 520 juta saham atau sekitar 5,37% kepemilikan di Bank Jabar. Sedang saham mayoritas dimiliki oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat sebesar 38,26%. Pemerintah Banten melalui PT Banten Global Development (BGD) telah
menjadi pemilik 37,64% saham bank yang sebelumnya bernama PT Bank Pundi Tbk (BEKS).
- Laba Bersih ADRO Tumbuh 2,48%
PT Adaro Energy Tbk (ADRO) membukukan kenaikan laba bersih 2,48% pada semester pertama tahun ini. Adanya peningkatan dalam dinamika pasar batu bara termal akhir -akhir ini, ditopang oleh rasionalisasi pasokan di negara-negara utamapenghasil batu bara serta permintaan yang berkelanjutan. Hingga semester I/2016, laba bersih ADRO mencapai USD122,11 juta dari US$119,15 juta. Pendapatan usaha ADRO turun 15,95% menjadi US$1,17 miliar dari US$1,39 miliar