Bisnis.com, JAKARTA - Posisi yen sebagai aset haven currency diperkirakan bakal menurun sampai akhir pekan akibat intervensi pemerintah dan bank sentral, serta membaiknya data pekerja Amerika Serikat. Meskipun demikian, koreksi diperkirakan masih terbatas.
Pada perdagangan Kamis (4/8/2016) pukul 16:39 WIB, pasangan harga yen terkoreksi 0,144 poin atau 0,14% menuju 101,389 per dolar AS. Dalam waktu yang sama, indeks dolar meningkat 0,14% menuju 95,701.
Sebelumnya, pada penutupan perdagangan Selasa (2/8)pasangan JPY-USD menguat 1,508 poin atau 1,47% menuju 100,888 per dolar AS, level tertinggi dalam sebulan terakhir.
Putu Agus Pransuamitra, Research and Analyst PT Monex Investindo Futures, mengatakan penguatan yen pada Selasa lalu dipicu stimulus dari pemerintah dan Bank of Japan (BoJ)yang belum memuaskan pasar. Padahal, pemerintah sudah menggelontorkan dana sebesar 28 triliun yen atau US$273 miliar.
Pasar merasa kurang puas karena sebelumnya pemerintah menjanjikan pemberian helicopter money. Intervensi dari pemerintah dan BoJ tidak cukup menekan nilai yen sehingga investor meningkat aksi beli.
Di sisi lain, kusamnya data AS seperti merosotnya data manufaktur dan PDB kuartal II membuat dolar melemah. Tekanan terhadap JPY pun berkurang.
Namun, dalam dua hari terakhir harga yen terkoreksi setelah membaiknya proyeksi tenaga kerja AS yang menguatkan dolar. Data tenaga kerja AS versi swasta, yakni ADP yang dirilis pada Rabu (3/8) menunjukkan hasil positif.
Menurut data ADP, pertumbuhan pekerja periode Juli 2016 berjumlah 179.000. Data pekerja resmi dari pemerintah non-farm payrolls (NPF) baru akan dirilis Jumat (5/8).
Pada Juni, NFP melesat ke 287.000 atau level tertinggi sejak November 2015.
Dari sisi internal, pernyataan Deputi Gubernur BoJ Kikuo Iwata tentang bank sentral akan kembali menggelontorkan stimulus berhasil mengalihkan investor dari yen. Putu berpendapat, pemerintah dan BoJ akan melakukan sejumlah langkah untuk melemahkan mata uangnya.
"Mereka [pemerintah Jepang dan BoJ] akan melakukan berbagai cara agar yen melemah. Minimal dengan pernyataan resmi sudah membuat investor berpikir ulang," ujarnya saat dihubungi Bisnis.com, Kamis (4/8/2016).
Sampai akhir pekan, Putu memprediksi mata uang yen belum menarik bagi investor, karena tertahan oleh membaiknya dolar. Namun, pergerakan masih dalam rentang yang cukup stabil.
UOB dalam publikasi risetnya menyampaikan, nilai tukar yen stabil di level 101 per dolar AS setelah Wakil Menteri Keuangan Bidang Internasional Jepang Masatsugu Asakawa melakukan persuasi kepada pasar untuk tidak menaikkan harga mata uangnya.
Dia mengingatkan agar spekulan tidak mendorong yen terlalu kuat. Asakawa pun menyampaikan akan adanya respon dari G7 ataupun G20 bila satu mata uang utama bergerak ekstrem.
Dari segi teknikal, rebound dolar AS memberikan risiko penurunan terhadap yen meskipun masih terbatas. Harga yen terhadap dolar hari ini diperkirakan berkisar 101-101.7 per dolar AS.
Adapun dalam seminggu sampai dengan tiga pekan ke depan, JPY-USD masih bullish dengan target terdekat 100-100,05 per dolar AS dan target terendah 102,8 per dolar AS. Dalam waktu dekat, posisi 101,95 menjadi level resistance yang kuat.