Bisnis.com, JAKARTA--Grup Rajawali yang digawangi taipan Peter Sondakh membantah adanya pembatalan rencana akuisisi saham PT Eagle High Plantations Tbk. oleh perusahaan pelat merah Malaysia, Felda Global Ventures Holdings Bhd.
Managing Director Rajawali Corpora Darjoto Setyawan menampik isu batalnya rencana akuisisi yang tengah berlangsung oleh Felda. Diperkirakan, divestasi 37% saham emiten bersandi BWPT itu bernilai US$680 juta.
"Tidak benar, masih dalam proses dan tidak batal," ujarnya saat dikonfirmasi Bisnis.com melalui pesan singkat, Selasa (26/7/2016).
Memang, tengah tahun lalu, Peter Sondakh baru saja masuk sebagai pemilik pengendali BWPT lewat aksi rights issue senilai Rp11,11 triliun. Badan usaha milik negara (BUMN) Malaysia nantinya bakal menyerap kurang dari 10% saham BWPT dan sisanya 27% dikempit oleh Felda Investment Corp., Sdn., Bhd., (FIC) yang merupakan anak usaha FGV.
Meski tidak bersedia menyebutkan batas waktu finalisasi lego saham BWPT, Darjoto menegaskan proses negosiasi masih berlangsung hingga saat ini. "Dalam proses, diusakan secepatnya," kata dia.
Perjanjian jual beli saham kepada FGV telah berakhir tahun lalu. Dalam keterbukaan informasi di Bursa Malaysia akhir November 2015, FGV mengungkapkan masa conditional sale and purchase agreement (CSPA) berakhir dan tidak diperpanjang lagi. Saat itu, FGV mengindikasikan rencana investasi ke BWPT bakal dilanjutkan dengan skema yang berbeda.
Transaksi senilai US$680 juta ini sebenarnya ditargetkan rampung pada pertengahan Agustus 2015. Tetapi, jangka waktu CSPA diperpanjang menjadi 31 Oktober 2015 dan kemudian diperpanjang lagi hingga 30 November 2015.
Sebagai informasi, FIC didirikan Feberal Land Development Authority (Felda) pada 2 Juli 2013, yang menjadi lengan investasi baru Felda dalam mencapai tuuan untuk memaksimalkan aset. Seperti dikutip dari website resminya, FIC bertanggung jawab melakukan kegiatan bisnis yang terkait non-perkebunan, seperti terlibat dalam pengembangan properti atau investasi strategis lainnya.
Tujuan utama FIC adalah fokus pada bisnis strategi melalui akuisisi atau kolaborasi yang menghasilkan manfaat bagi perusahaan dan pemangku kepentingan untuk jangka panjang.
Beberapa proyek yang dikerjakan adalah pengembangan industri perhotelan melalui pengelolaan hotel seperti Seri Costa Melaka, Grand Borneo Kota Kinabalu, dan di Inggris adalah Grand Plaza Kensington.
FIC juga tengah mengembangkan proyek pembangunan perumahan yakni Perumahan Generasi Baru Felda dan Perumahan Warga Felda. Di samping itu, FIC juga telah merealisasikan beberapa akuisisi yakni terhadap Iris Corporation Berhad, Encorp Berhad, dan Barakah Offshore Petroleum Berhad.
Seiring dengan tertundanya transaksi itu, Rajawali masih menjadi pemegang saham mayoritas BWPT. Kepemilikan saham perusahaan milik taipan Peter Sondakh itu tersebar lewat PT Rajawali Capital International dengan 34,89% dan akun PT Rajawali Capital di Credit Suisse AG SG Branch S/A dengan 30,64%.
Jumlah ini belum termasuk 1,29% saham lewat Pegasus CP One dan 1,77% lainnya melalui Matacuna Group Ltd. Adapun 4,98% saham BWPT dikuasai oleh PT BW Investindo dan 26,43% lainnya milik publik.