Bisnis.com, JAKARTA – Pergerakan harga tembaga kontrak September 2016 berbalik melemah pada perdagangan hari ini, Jumat (1/7/2016).
Harga komoditas logam tersebut berbalik melemah 0,36% atau 0,80 poin ke US$218,75 per pound pada pukul 14.25 WIB, setelah dibuka naik 0,27% ke posisi US$220,15 per pound, level tertinggi dalam delapan minggu.
Seperti dilansir oleh Reuters hari ini, pergerakan harga tembaga berjalan menuju penguatan penguatan minggu ketiga di tengah ekspektasi stimulus moneter yang mendukung pasar, meski di satu sisi penguatannya dibatasi oleh kekhawatiran akan pertumbuhan top konsumer China.
Indeks manufaktur China melemah 0,20% ke angka 50,0 pada Juni 2016 dari sebelumnya mencapai 50,1 pada Mei.
Meski melemah, indeks manufaktur China masih berada di kisaran ekspansi. Level di atas 50 telah dicapai sejak bulan Maret hingga Juni, dengan angka 50-50,2.
Di sisi lain, pelemahan indeks dolar AS yang mengukur pergerakan dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama terpantau menipis sebesar 0,23% atau 0,223 poin ke level 95,920 setelah dibuka dengan pelemahan 0,28% di posisi 96,876.
Seperti diketahui, pergerakan dolar AS mempengaruhi kinerja logam dasar dan berpotensi mengurangi daya beli konsumen untuk membayar komoditas tersebut dalam mata uang lainnya.
Pada perdagangan kemarin (30/6/2016), harga tembaga ditutup dengan penguatan 0,43% atau 0,95 poin ke US$219,55 per pound di tengah spekulasi akan lebih banyak stimulus global pasca Brexit.
Pergerakan tembaga di Comex Commodity Exchange untuk kontrak September 2016:
Tanggal | Level | Perubahan |
1/7/2016 (Pk 14.25 WIB) | 218,75 | -0,36% |
30/6/2016 | 219,55 | +0,43% |
29/6/2016 | 218,60 | +0,48% |
28/6/2016 | 217,55 | +2,35% |
27/6/2016 | 212,55 | +0,45% |
Sumber: Bloomberg