Bisnis.com, JAKARTA - Potensi penguatan rupiah pada perdagangan hari ini, Kamis (23/6/2016) diprediksi masih ada meski akan tertahan sementara akibat isu global.
Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia Rangga Cipta mengatakan walaupun peluang keluarnya Inggris dari UE menipis volatilitas menjelang hasil final referendum hari ini akan berpengaruh negatif terhadap aset berisiko terutama di Negara berkembang.
Dari domestik, ketidakpastian fiskal membayangi seiring masih banyaknya perubahan-perubahan kebijakan menjelang batas akhir finalisasi APBN-P – tax amnesty masih yang paling ditunggu.
"Potensi penguatan rupiah masih ada tetapi akan tertahan sementara akibat isu global," katanya dalam riset, Kamis (23/6/2016).
Sementara itu, pasar global masih menunggu hasil referendum UE sehingga kekhawatiran kembali. Namun, secara umum ekspektasi keluarnya Inggris dari UE sudah berangsur turun terlihat dari pound sterling yang semakin menguat.
Di sisi lain, pidato Yellen di kongres masih belum menunjukkan sinyal kenaikan FFR target dalam waktu dekat sehingga mempertahankan tren turun dollar index hingga saat ini. Malam nanti ditunggu angka manufaktur AS yang diperkirakan naik tipis.