Bisnis.com, JAKARTA- Waterfront Securities Indonesia mengemukakan sejumlah emiten melakukan aksinya.
Octavianus Marbun, Analis Waterfront Securities Indonesia dalam risetnya yang diterima hari ini, Kamis (23/6/2016), mengemukakan aksi emiten tersebut adalah:
- MTRA targetkan kontrak baru Rp600 miliar
PT Mitra Pemuda Tbk (MTRA) optimistis dapat membukukan kontrak baru sebesar Rp 300 miliar hingga akhir Juni 2016. Kontrak baru tersebut akan berasal baik dari proyek pemerintah dan swasta. Saat ini total kontrak yang sudah dibukukan sekitar Rp200 miliar, namun hingga akhir Juni ini perseroan optimistis akan mencatat kontrak baru sekitar Rp 300 miliar. Perseroan mendapat proyek LRT di Palembang bersama PT Waskita Karya Tbk (WSKT) dan juga dengan PT KAI untuk proyek Stasiun Sudirman Baru (Jakarta). Perseroan menargetkan kontrak baru hingga akhir tahun 2016 sekitar Rp600 miliar. MTRA memiliki rencana untuk menggarap proyek- proyek EPC. Hal itu diwujudkan dengan akan bekerja sama dengan anak usaha BUMN asal China yakni China United Engineering Corporation.
- Anak Usaha WIKA bangun LRT Rp63,427 miliar
PT Wijaya Karya (Persero) Tbk melalui anak usahanya WIKA Gedung mulai membangun Light Rail Transit (LRT) Koridor 1 Kelapa Gading Velodrome dan Depo LRT Jakarta di Kelapa Gading, Jakarta Utara dengan total investasi Rp63,427 miliar. Peluncuran proyek digelar bertepatan dengan HUT Kota Jakarta ke-489. WIKA Gedung merupakan pemenang tender proyek tersebut berdasarkan evaluasi administrasi, teknis, harga, kualifikasi, dan verifikasi yang dilakukan oleh PT Jakarta Propertindo. Rencananya pembangunan proyek ini akan berlangsung selama 177 hari kalender kerja.
- MSKY akan tambah modal tanpa HMETD pada Rp1.095/saham
PT MNC Sky Vision Tbk (MSKY) akan melaksanakan penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu pada 29 Juni 2016. MSKY berencana menggelar penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (PMTHMETD) maksimal 706,38 juta saham di harga pelaksanaan minimal Rp1.095 per saham. Perseroan akan melaksakan sebagian PMTHMETD, yakni 54,79 juta saham pada 29 Juni 2016. Dana hasil PMTHMETD akan dipakai untuk meningkatkan kinerja perseroan dalam rangka mengembangkan konten dan meningkatkan kapasitas penambahan kanal dari pihak ketiga.
- OKAS restrukturisasi utang anak usaha US$78 juta
PT Ancora Indonesia Resources Tbk. (OKAS) melakukan restrukturisasi utang milik anak usaha senilai US$78 juta pada tahun ini. Restrukturisasi utang akan dilakukan terhadap dua anak usaha perseroan. OKAS memiliki empat anak usaha, yakni PT Multi Nitrotama Kimia (MNK), PT Bormindo Nusantara (BN), PT Anchora Shipping (AS), dan PT Anchora Indonesia Minning (AIM). Di targetkan restrukturisasi bisa disetujui semua tahun ini. Pinjaman yang akan direstrukturisasi milik MNK dari PT Bank Permata Tbk. senilai USD56 juta dan Bormindo dari Standard Chartered Bank senilai US$22 juta.
- GZCO alokasikan capex Rp150 miliar
PT Gozco Plantation Tbk (GZCO) mengalokasikan belanja modal sebesar Rp150 miliar untuk penanaman baru, perawatan kebun, dan investasi aset tetap. Sepanjang tahun lalu, perseroan membukukan penjualan bersih Rp492 miliar dan rugi bersih Rp32 miliar. Penjualan berasal dari CPO Rp432 miliar, palm kernel Rp44 miliar, dan tandan buah segar Rp16 miliar. Hingga akhir 2015, total areal tertanam seluas 41.982 hektare dengan rata-rata umur tanaman 8 tahun 6 bulan atau sama dengan tanaman menghasilkan 4,6 bulan. Perusahaan fokus untuk pemeliharaan tanaman sambil menunggu umur rata-rata tanaman menjadi TM 6 serta lebih mengefisienkan lagi proses-proses kerja di semua lini.
- PPRO jajaki pinjaman baru senilai Rp600 miliar
PT PP Properti Tbk (PPRO) tengah menjajaki pinjaman baru dengan tiga bank untuk membiayai konstruksi proyek lanjutan senilai lebih dari Rp600 miliar. Sejumlah bank tengah dijajaki antara lain PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk., PT Bank ICBC Indonesia, dan PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA). Biaya konstruksi menara kedua Riverview Residence diperkirakan mencapai Rp300 miliar atau sama denga menara pertama. Proyek ini merupakan proyek patungan antara PPRO dengan PT Kawasan Industri Jababeka Tbk (KIJA). Selain itu, PPRO juga tengah menjajaki pinjaman baru dengan Bank ICBC Indonesia untuk pembiayaan Verdura Apartemen di Sentul, Bogor. Biaya konstruksi pembangunan apartemen tersebut mencapai Rp350 miliar