Bisnis.com, JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat berpeluang menguat di tengah pelemahan dolar AS dan penguatan harga minyak mentah dunia.
Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia Rangga Cipta mengatakan rupiah hanya melemah tipis hingga penutupan Senin sore walaupun mayoritas kurs di Asia tertekan penguatan dolar AS. Buruknya data permintaan domestik Tiongkok juga menekan kurs dan bursa saham di Asia.
Dari domestik, negosiasi RABPN-P 2016, tax amnesty serta rencana perombakan kabinet menjadi perhatian utama para investor. Selain itu, data perdagangan Mei 2016 serta Rapat Dewan Gubernur BI di tengah minggu ini juga menjadi perhatian.
"Rupiah berpeluang mengembalikan kekuatannya hari ini di tengah pelemahan dolar dan penguatan harga minyak mentah," kata Rangga dalam risetnya, Selasa (14/6/2016).
Indeks dolar kembali melemah setelah sempat menguat tajam hari sebelumnya. Volatilitas terlihat makin tinggi menjelang FOMC meeting yang akan disimpulkan pada Kamis dini hari. Ditambah, isu brexit juga menambah kekhawatiran investor global.
Sementara itu, imbal hasil global terlihat masih tertekan hingga dini hari tadi. Inflasi barang impor AS ditunggu malam nanti diperkirakan berkurang deflasinya.