Bisnis.com, JAKARTA— Imbal hasil surat utang negara (SUN) diprediksi masih lanjutkan penurunannya di tengah optimisme tax amnesty serta meningginya harapan pelonggaran moneter lanjutan oleh Bank Indonesia.
Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia Rangga Cipta mengatakan setelah sempat terangkat oleh spekulasi kenaikan FFR target beberapa minggu lalu, buruknya data ekonomi AS dan langkah ECB untuk menggunakan obligasi korporasi sebagai instrumen pelonggaran moneter ikut menekan imbal hasil global.
Ditambah lagi, mayoritas bank sentral dunia masih menyukai suku bunga acuan yang lebih rendah untuk menopang laju perekonomian. Terakhir Korea Selatan memangkas suku bunganya 25 bps. Imbal hasil US Treasury 10 tahun hingga dini hari tadi turun hingga 1,68%, sedangkan Bund atau obligasi Jerman 10 tahun sudah di 0,04%.
“Itu juga pertanda pasar tidak menghendaki kenaikan FFR target dalam waktu dekat. Dari domestik, tekanan turun imbal hasil SUN juga masih terasa. Imbal hasil SUN bisa berlanjut turun apalagi di tengah optimisme tax amnesty serta meningginya harapan pelonggaran moneter lanjutan oleh BI, kata Rangga dalam risetnya, Jumat (10/6/2016).