Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

HARGA BATU BARA: Anjlok Lagi, Dunia Mulai Beralih Ke Bahan Bakar Rendah Polusi

Pada perdagangan Rabu, harga batu bara untuk kontrak Juni 2016, kontrak teraktif di bursa Rotterdam, ditutup anjlok sebesar 1,83% atau 0,95 poin ke US$51/metrik ton.
Batu bara/JIBI-Rahmatullah
Batu bara/JIBI-Rahmatullah

Bisnis.com, JAKARTA – Pergerakan harga batu bara terus anjlok pada penutupan perdagangan kemarin, Rabu (8/6/2016).

Pada perdagangan Rabu, harga batu bara untuk kontrak Juni 2016, kontrak teraktif di bursa Rotterdam, ditutup anjlok sebesar 1,83% atau 0,95 poin ke US$51/metrik ton.

Pada hari perdagangan sebelumnya (Selasa, 7/6/2016), harga batu bara ditutup dengan pelemahan sebesar 1,24% atau 0,65 poin ke US51,95/metrik ton.

Menurut laporan tahunan BP Plc. atas review tren energi, seperti dikutip Bloomberg kemarin (8/6/2016), pelemahan tajam batu hitam, sebagai bahan bakar alternatif, selama dua hari perdagangan berturut-turut sejalan dengan penurunan konsumsi batu bara global ke tingkat terdalam pada tahun lalu ketika AS dan negara berekonomi maju lainnya mulai beralih dari bahan bakar fosil dengan tingkat polusi paling tinggi ini.

Kemunduran batu bara disertai dengan penguatan minyak yang mendongkrak pasar konsumsi energinya seiring rendahnya harga yang memacu permintaan di negara-negara industri dan berkembang.

“Minyak tumbuh sangat kuat akibat penurunan harga yang meningkatkan permintaan,” kata Spenser Dale, kepala ekonom BP, dalam presentasi Review Statistik perusahaan tersebut di London. “Korban utama pada tahun lalu adalah batu bara. Kita sedang melihat peralihan dalam hal bahan bakar dari batu bara, didorong oleh banyak isu lingkungan.”

Konsumsi batu bara jatuh sebesar 1,8% pada 2015, penurunan terbesar dalam data sejak pertengahan 1960. Bahan bakar komoditas ini berkontribusi sebesar 29,2% dalam pangsa konsumsi, terendah sejak 2005, sementara pangsa minyak naik untuk pertama kalinya sejak 1999.

Konsumsi batu bara telah jatuh di tengah penutupan operasi pembangkit listrik yang menggunakan batu bara sebagai bahan bakar oleh banyak negara, untuk kemudian beralih ke sumber energi dengan tingkat polusi lebih rendah.

AS dan China menjadi negara dengan angka penurunan penggunaan batu bara terdalam, masing-masing sebesar 13% dan 1,5%.  

“Di AS, gas telah mengambil alih fungsi batu bara sebagai bahan bakar pembangkit listrik paling populer, didukung oleh harga yang lebih murah dan kebijakan lingkungan,” kata Dale. “Sementara di China, terdapat juga keinginan kuat untuk beralih dari batu bara ke bahan bakar yang lebih bersih.”  

Harga minyak mentah mulai tenggelam sejak pertengahan 2014 sejalan dengan meningkatnya produksi dari AS, Rusia, dan Organization of Petroleum Exporting Countries (OPEC) yang melebihi permintaan.

Hal tersebut menyebabkan surplus yang mendorong harga ke bawah US$30 per barel awal tahun ini. Namun, pasar minyak mulai berimbang sekitar pertengahan tahun ini menyusul adanya sentimen positif mulai dari kelebihan suplai, kebakaran hutan di Kanada, pelemahan dolar AS, hingga penurunan stok minyak mentah AS. 

 

Pergerakan harga batu bara kontrak Juni 2016 di bursa Rotterdam

Tanggal

US$/MT

8 Juni

51,00

(-1,83%)

7 Juni

51,95

(-1,24%)

6 Juni

52,60

(+1,54%)

3 Juni

51,80

(+1,37%)

2 Juni

51,10

(+0,69%)

 

 

 

 

 

 

 

Sumber: Bloomberg 

 

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper