Bisnis.com, JAKARTA- Bank Indonesia mengungkapkan posisi cadangan devisa pada akhir Mei 2016 sebesar US$103,59 miliar, turun 3,8% dibanding posisi akhir bulan sebelumnya yang mencapai US$107,71 miliar.
Meski turun, jumlah cadangan devisa tersebut masih cukup untuk membiayai 7,9 bulan impor atau 7,6 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah.
Penurunan cadangan devisa bulan Mei tersebut terutama akibat meningkatnya kebutuhan pembayaran kewajiban valas penduduk, serta untuk pembayaran utang luar negeri pemerintah dan stabilisasi nilai tukar rupiah yang dilakukan BI.
Intervensi yang dilakukan BI seiring depresiasi rupiah terhadap dolar AS yang terjadi pada dua pekan terakhir Mei (sempat menyentuh Rp13.648). Depresiasi tersebut dipicu oleh meningkatnya spekulasi tentang kenaikan suku bunga AS yang lebih cepat dari ekspektasi.
Spekulasi tersebut ikut mendorong foreign outflow di pasar obligasi dan saham yang masing-masing mencapai sekitar Rp 4,2 triliun dan Rp 0,18 triliun selama bulan Mei.
“Namun penurunan cadangan devisa bulan lalu tampaknya bersifat temporer, mengingat pasar finansial global melihat turunnya probabilitas kenaikan suku bunga oleh Federal Reserve AS dalam pertemuannya pada pertengahan bulan ini,” tulis HP Analytics dalam risetnya yang diterima hari ini, Rabu (8/6/2016).