Bisnis.com, JAKARTA— Dolar index yang kembali melemah seiring dengan harga minyak yang naik tajam semalam berpeluang menjaga sentimen penguatan rupiah pada perdagangan hari ini, Kamis (26/5/2016).
Ekonom PT Samuel Sekuritas Indonesia Rangga Cipta mengatakan dolar melemah merata di pasar Asia hingga kemarin sore menyusul kembalinya tren kenaikan harga minyak mentah. Pelemahan dolar membantu rupiah untuk menguat walaupun masih berada di atas Rp13.500.
Imbal hasil surat utang negara (SUN) juga turun menandakan bahwa faktor kenaikan harga minyak justru berpengaruh positif terhadap harga SUN. Dengan kata lain pengaruh pergerakan rupiah lebih mendominasi.
“Dolar index yang kembali melemah seiring dengan harga minyak yang naik tajam semalam berpeluang menjaga sentimen penguatan rupiah pada perdagangan hari ini,” katanya dalam riset, Kamis (26/5/2016).
Untuk diketahui, penguatan dolar tertahan seiring persediaan minyak mentah AS yang turun melebihi perkiraan pasar mendorong harga minyak Brent untuk naik mendekati level US$50 per barel. Pelemahan dolar juga sudah terlihat semenjak pembukaan perdagangan pasar keuangan Asia pada Rabu yang juga dibarengi oleh penguatan indeks harga saham.
Pada sisi lain, optimisme pemerintah bahwa tax amnesty bisa dilaksanakan pada Juli 2016 sedikit mengurangi ketidakpastian yang ada di pasar keuangan. Menurutnya, perlu diwaspadai tekanan pelemahan rupiah yang biasanya tinggi menjelang FOMC meeting yang pada Juni 2016 dijadwalkan pada 14 Juni-15 Juni.
Malam nanti ditunggu initial jobless claims AS yang diperkirakan turun tipis. Fokus minggu ini masih tertuju ke angka revisi pertumbuhan PDB AS 1Q16 yang diperkirakan membaik.