Bisnis.com, JAKARTA— Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini, Rabu (25/5/2016) berpeluang konsolidasi menguat.
Riset Investa Saran Mandiri menyatakan kemarin IHSG melemah 32 poin membentuk candle dengan body turun dan shadow di atas indikasi tekanan turun. IHSG masih berpeluang konsolidasi menguat dengan resistance di level 4.738 sampai 4.750 dan support di level 4.690 sampai 4.682.
Adapun, tim riset Investa merekomendasikan sejumlah saham untuk dijual, yakni saham emiten BSDE, DILD, KLBF, dan PPRO.
Sejumlah faktor global dan domestik memengaruhi kinerja IHSG hari ini. Pasar saham Amerika Serikat ditutup naik signifikan seiring data sektor perumahan yang positif, kenaikan harga minyak dan peningkatan keyakinan konsumen bahwa suku bunga acuan yang lebih tinggi tidak akan melukai harga saham.
Laju penjualan rumah AS juga dilaporkan mengalami kenaikan pada laju tercepatnya dalam 8 tahun terakhir di bulan April seiring kenaikan harga, sinyal stabil nya permintaan sementara supply terbatas. Dow Jones ditutup naik 1,22%, Nasdaq naik 2,05% dan S&P Indek naik 1,37%.
Pasar saham kawasan Eropa juga ditutup naik seiring pelemahan mata uang euro dan kenaikan valuasi saham-saham perbankan. Pelemahan euro cenderung menguntungkan perusahaan-perusahaan di Eropa yang lebih dari setengah penjualannya berasal dari luar negeri. FTSE di Inggris ditutup naik 1,35%, DAX Jerman naik 2,18% dan CAC Prancis naik 2,46%.
Dari dalam negeri, Bank Indonesia melaporkan arus modal asing hingga kini mencapai US$5 miliar (year to date). Nilai ini meningkat dari catatan BI pada kuartal I/2016 yang mencapai US$4,9 miliar. BI menyatakan peningkatan jumlah dana asing itu memang akan terpengaruh dengan pernyataan dan aksi bank sentral Amerika Serikat, tetapi dampak ke depresiasi rupiah hanya secara temporer.
Sebelumnya, BI mencatatkan penguatan nilai rupiah terhadap dolar AS pada kuartal I/2016 sebesar 3,96% ke level Rp13.260/dolar AS. Derasnya arus dana asing di kuartal itu juga lebih besar dari tahun sebelumnya. Modal asing banyak masuk melalui pasar saham, surat utang negara, dan sertifikat Bank Indonesia.