Bisnis.com, JAKARTA--Produksi kopi di Vietnam sebagai produsen biji robusta terbesar di dunia diperkirakan turun ke level terendah dalam empat tahun terakhir pada musim depan, akibat cuaca kering yang menghambat proses penanaman. Harga pun berpotensi kian meningkat.
Pada perdagangan Senin (9/4) pukul 16:27 WIB harga kopi untuk kontrak Juli 2016 naik 0,75 poin atau 0,60% menuju ke US$125,30 per pon. Angka tersebut menunjukkan sepanjang tahun berjalan harga terkoreksi 2,15%.
Survei Bloomberg memproyeksikan hasil panen kopi Vietnam sebesar 1,5 juta ton pada musim yang dimulai Oktober 2016 atau level terendah sejak periode 2012-2013. Adapun dalam musim ini hasil panen bisa mencapai 1,65 juta ton.
Pasokan kopi global diperkirakan menyusut akibat cuaca El Nino yang menghambat penanaman di wilayah Asia Tenggara dan Amerika Selatan. Harga robusta, yang banyak digunakan dalam kopi instan, naik 5,8% pada April.
Mai Ky Van, Deputy Director October Coffee-Cocoa One Member Ltd. mengakui banyak tanaman kopi yang sudah layu, sehingga buahnya jatuh sebelum dipanen. Akibat cuaca kering, perusahaan milik negara tersebut hanya mampu mengairi pohon sebanyak dua kali, dari kebutuhan ideal sejumlah empat kali.
Badan Hydro-Meteorological Forecasting menyatakan kondisi kekeringan tidak kunjung membaik karena curah hujan pada bulan ini di wilayah selatan dan dataran tinggi Vietnam sebagai area penghasil kopi utama menurun 20%-40% dari rata-rata. Suhu pun meningkat 1-1,5 derajat celcius dari angka normal.
"Hujan akan tersebar sehingga tidak akan banyak membantu kondisi wilayah perkebunan yang mengalami kekeringan dan kekurangan air," papar laporan seprti dikutip dari Bloomberg, Senin (9/5/2016).
Provinsi Dak Nong mendapatkan curah hujan rata-rata 25,8 milimeter pada April, atau sepertiga dari jumlah normal di tahun sebelumnya sejumlah 77,4 milimeter. Padahal, wilayah Nong menyumbang 30% pasokan kopi Vietnam.
Petani menjual 1,1 juta ton kopi atau 67% pada April dari total musim, naik dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 56%. Vietnam mengirimkan 638.000 ton kopi dalam empat bulan pertama 2016, meningkat 35% dari periode yang sama di 2015.
Research and Analyst Asia Tradepoint Futures Deddy Yusuf Siregar menyampaikan, kopi menjadi salah satu komoditas ekspor utama Indonesia yang berpotensi mengalami penguatan harga sepanjang tahun ini di samping minyak kelapa sawit (crude palm oil/CPO), batu bara, dan kakao.
Menurutnya, cuaca kering akibat el nino dapat mengerek harga kopi dunia. Apalagi permintaan dari negara-negara Eropa seperti Italia diprediksi bakal meningkat.
Produksi Vietnam Jatuh, Harga Kopi Mengharum
Produksi kopi di Vietnam sebagai produsen biji robusta terbesar di dunia diperkirakan turun ke level terendah dalam empat tahun terakhir pada musim depan, akibat cuaca kering yang menghambat proses penanaman. Harga pun berpotensi kian meningkat.n
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Hafiyyan
Editor : Rustam Agus
Topik
Konten Premium