Bisnis.com, JAKARTA— Indeks harga saham gabungan pada perdagangan hari ini diprediksi berpeluang konsolidasi melemah didorong oleh sejumlah faktor global dan dalam negeri.
Hans Kwee, Direktur PT Investa Saran Mandiri mengatakan setelah menguat pada penutupan perdagangan kemarin, IHSG berpotensi konsolidasi melemah dengan support di level 4.884-4.857.
“Meski demikian, masih ada peluang juga untuk menguji level resistance 4.908-4.950,” katanya dalam riset, Jumat (22/4/2016).
Menurutnya, ada sejumlah faktor yang mempengaruhi pergerakan IHSG hari ini. Seperti, pasar saham Amerika Serikat yang ditutup bervariasi setelah Departemen Tenaga Kerja AS mengumumkan klaim pengangguran turun sebanyak 6.000 menjadi 247.000 pekan lalu. Jumlah tersebut lebih rendah dari perkiraan ekonom sebanyak 265.000
Dow Jones ditutup melemah 0,61%, nasdaq naik 0,01% dan S&P Indek turun 0,52%. Pasar saham kawasan Eropa juga ditutup mix. Petinggi Bank of England Ian McCafferty mengatakan laju pertumbuhan upah yang lebih lambat dari antisipasi mungkin hanya sementara dan dirinya siap untuk mulai kembali mendukung kenaikan suku bunga saat dirinya melihat sinyal pulihnya laju inflasi. FTSE di Inggris turun 0.45%, DAX Jerman naik 0.14% dan CAC perancis melemah 0.20%.
Dari dalam negeri, Bank Indonesia mempertahankan tingkat suku bunga acuan pada 6,75%. Bank sentral menetapkan suku bunga acuan baru, tingkat suku bunga reverse-repo 7 hari yang efektif mulai di bulan Agustus, pada level 5,5%. Bank sentral mengadopsi kebijakan suku bunga baru untuk memastikan langkah kebijakan moneter dapat tersalurkan ke dalam perekonomian secara luas.
Dia merekomendasikan sejumlah saham untuk sell, yakni Alam Sutera Realty (ASRI) yang berpeluang melanjutkan koreksi. Kemudian Ciputra Development (CTRA), dan Pakuwon Jati (PWON). Sementara, rekomendasi beli diberikan kepada Semen Indonesia (SMGR).