Bisnis.com, BENGKULU -- PT Intraco Penta Tbk. (INTA) masih menjajaki pinjaman dengan perbankan lokal untuk mendanai pembangunan PLTU di Bengkulu yang bernilai investasi US$360 juta.
Direktur Utama PT Intraco Penta Tbk. Petrus Halim menargetkan dana dari perbankan dapat diraih pada kuartal IV/2016. Setelah itu, groundbreaking dan konstruksi pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) di Bengkulu dimulai pada awal 2017.
"Kami targetkan PLTU tersebut mulai beroperasi pada Februari 2020," kata Petrus usai penandatanganan nota kesepahaman antara PT Tenaga Listrik Bengkulu dan Pelindo II di Kantor Gubernur Bengkulu, Senin, (18/4/2016).
PLTU 2x100 megawatt (MW) tersebut menelan dana investasi sebesar US$360 juta. Sebanyak 75% atau US$270 juta dana investasi berasal dari pinjaman bank asing dan bank lokal, sedangkan sisanya dari ekuitas.
PLTU yang berlokasi di lahan milik PT Pelabuhan Indonesia (Persero) II itu berada di Pelabuhan Pulau Baai, Bengkulu. Dia dibangun dan dioperasikan oleh PT Tenaga Listrik Bengkulu (TLB).
Dalam perusahaan patungan TLB, Intraco Penta lewat anak usahanya yakni PT Inti Daya Perkasa memiliki 30% saham, sedangkan Sinohydro Hong Kong (Holding) Limited, anak usaha Power Construction Corporation of China, menggenggam 70% saham.
Direktur Keuangan PT Intraco Penta Tbk. Imam Liyanto mengatakan saat ini perseroan masih menjajaki pinjaman dengan perbankan lokal.
"Kami targetkan pada kuartal IV tahun ini dana sudah kami dapatkan. Beberapa bank lokal sudah menunjukkan itikad untuk memberikan pinjaman," ujar Imam.
Pada Senin, (18/4/2016), TLB menandatangani nota kesepahaman bersama (MoU) dengan PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) atau IPC untuk memulai kerjasama dalam pembangunan dan pengoperasian pembangkit listrik serta fasilitas pendukung lainnya di Pelabuhan Pulau Baai, Bengkulu.
Kerjasama dengan IPC mencakup pemanfaatan lahan untuk membangun PLTU dan fasilitas penunjang lainnya, kerjasama pengawasan pembangunan dan pengoperasian fasilitas pelabuhan bongkar muat batubara, serta kerjasama pelaksanaan pekerjaan bongkar muat batubara untuk memasok PLTU.
"Kami berharap dampak ekonomi dari PLTU ini berlanjut ke sektor ekonomi lain di Bengkulu. Ini bagian dari visi INTA dalam mengembangkan ekonomi masyarakat lokal di Indonesia," tutur Petrus yang juga menjabat komisaris utama PT Tenaga Listrik Bengkulu.