Bisnis.com, JAKARTA -- Mandiri Sekuritas tetap yakin akan prediksi devisa pada 2016 sebesar US$108 miliar.
Devisa valas Indonesia naik menjadi US$107,5 miliar pada Maret 2016 dari US$104,5 miliar pada Februari 2016 (tertinggi sejak Juni 2015). Penyebab utama posisi devisa itu adalah penerbitan sukuk global pemerintah senilai US$2,5 miliar dan penerbitan SBI valas BI senilai US$0,5 miliar pada bulan lalu.
Devisa valas juga mampu naik jika nilai tukar terapresiasi 2,4% menjadi Rp13.193/ per dolar AS pada Maret 2016 dan rerata transaksi valas harian naik menjadi US$2,4 miliar dari US$2,2 miliar pada Februari 2016.
Leo Rinaldy dan Wisnu Trihatmojo, Ekonom Mandiri Sekuritas, mengatakan posisi devisa itu masih kuat mengingat dapat menutup biaya impor xelapan bulan atau 7,8 bulan impor plus utang luar negeri pemerintah (di atas batas mininal impor tiga bulan). Realisasi devisa itu juga di atas hitungan kebutuhan minimal US$75 miliar– US$80 miliar (dikalkulasi dari nilai gabungan impor tiga bulan dan potensi penarikan dana keluar pada investasi portofolio).
"Meski demikian, seiring dengan nilai tukar rupiah yang dapat memasuki masa depresiasi struktural sepanjang semester II/2016, kami meyakini devisa valas dapat melonggar pada periode tersebut," tulis Mandiri Sekuritas pada Jumat, (8/4/2016).
Mereka yakin devisa pada 2016 sebesar US$108 miliar.