Bisnis.com, JAKARTA—Realisasi penerbitan Surat Berharga Syariah Negara atau sukuk telah mencapai Rp103,7 triliun.
Nilai itu terdiri dari Rincian Surat Perbendaharaan Negara Syariah (SPN-S) Rp6 triliun, seri sukuk berbasis proyek (PBS) Rp33,7 triliun, sukuk ritel Rp31,5 triliun, dan sukuk global Rp33,4 triliun.
Suminto Sastrosuwito, Direktur Pembiayaan Syariah Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang (DJPU) Kementerian Keuangan, mengatakan penerbitan sukuk hanya menyisakan lelang regular dengan 16 kali lelang untuk tahun ini.
“Kita masih 16 kali lagi lelang reguler. Kalau dihitung kuartal satu sudah Rp97 triliun dari Rp140 triliun angka pembulatan,” ucapnya, usai menghadiri Forum Islamic Finance News, di Jakarta, Rabu (6/4/2016).
Dia juga melihat kemungkinan bertambahnya target penerbitan sukuk menjadi lebih dari Rp140 triliun seiring potensi pelebaran defisit transaksi berjalan dalam penyesuaian APBN 2016.
“Ya nanti kita lihat defisitnya (APBN) berapa ya, kan kita bisa bagi-bagi kalau ada tambahan, loan nambah berapa, SBN berapa, SBSN berapa. Kalau nanti ada kebutuhan upsize, intinya kami siap nambah,” katanya, di Jakarta, Rabu (6/4).
Kebutuhan investasi pemerintah dalam bidang infrastruktur hingga 2019 mencapai Rp5.519 triliun dengan porsi APBN sebesar 40,14% atau Rp2.215,6 triliun.