Bisnis.com, JAKARTA - Di tengah perlambatan pertumbuhan ekonomi dan ketatnya persaingan, total laba bersih emiten sektor semen pada 2015 tercatat paling buruk dalam 4 tahun terakhir.
Berdasarkan kalkulasi Bisnis, total laba bersih dari empat perusahaan semen yaitu PT Semen Indonesia (Persero) Tbk., PT Semen Baturaja (Persero) Tbk., PT Indocement Tunggal Prakarsa (Persero) Tbk. dan PT Holcim Indonesia Tbk. mencapai Rp9,4 triliun pada 2015.
Kinerja secara keseluruhan empat emiten itu mengalami penurunan 20,59% dibandingkan dengan pertumbuhan 1,73% (2014), 3,45% (2013) dan 27,38% (2012). Dari 4 perusahaan itu, semua perusahaan mengalami penurunan laba bersih, kecuali Semen Baturaja.
Penguasa pangsa pasar semen di Indonesia, Semen Indonesia, membukukan laba bersih Rp4,52 triliun pada 2015 atau turun 18,68% dibandingkan dengan Rp5,55 triliun pada 2014. Penurunan laba bersih paling tajam dibukukan oleh Holcim Indonesia sebesar 73,46%.
Penurunan kinerja tersebut turut dipengaruhi oleh lesunya volume penjualan sepanjang 2015 di tengah rencana pemerintah meningkatkan pembangunan infrastruktur fisik di sebagian wilayah Nusantara.
Tiga emiten penguasa pasar semen yakni Semen Indonesia, Indocement dan Holcim mengalami perlambatan penjualan semen. Sementara itu, penguasa pangsa pasar lokal wilayah Sumatera Selatan yakni Semen Baturaja justru membukukan kinerja penjualan yang berkebalikan.
Berdasarkan pendapatan atau penjualan perusahaan, Indocement membukukan pendapatan eto Rp17,79 triliun pada 2015 atau turun 10,99% dibandingkan dengan Rp19,99 triliun pada 2014. Penurunan juga dialami oleh Semen Indonesia dan Holcim.
Sebaliknya, Semen Baturaja membukukan pertumbuhan penjualan 20,28% menjadi Rp1,46 triliun pada 2015 dibandingkan dengan Rp1,21 triliun pada 2014. Kendati demikian, volume penjualan atau pangsa pasar emiten berkode saham SMBR itu relatif kecil dibandingkan dengan 3 emiten lain.
Menghadapi tantangan baru, sejumlah manajemen emiten semen menyatakan optimismenya terhadap kinerja perseroan pada 2016. Pertumbuhan penjualan semen diperkirakan mampu mencapai 5%-6% pada 2016 setelah pada 2015 hanya mencapai 1,4%.