Bisnis.com, JAKARTA - Aksi unjuk rasa yang dilakukan oleh pengemudi taksi konvensional karena menolak keberadaan layanan Uber dan Grab membuat jalanan di Ibukota Jakarta terganggu yang diselingi aksi kekerasan. Apa komentar direksi Blue Bird?
Manajemen PT Blue Bird Tbk. mengklaim tidak terlibat dalam aksi unjuk rasa yang dilakukan oleh pengemudi taksi untuk menolak keberadaan layanan Uber dan Grab.
Sigit Priawan Djokosoetono, Direktur Blue Bird, mengatakan perseroan telah mengimbau kepada para pengemudi taksi Blue Bird untuk tidak ikut berdemo dan pengemudi agar beroperasi seperti biasa.
"Tindakan demo yang dilakukan oleh pengemudi Blue Bird tersebut tidak mewakili Blue Bird Group," katanya dalam keterbukaan informasi di PT Bursa Efek Indonesia, Selasa (22/3/2016).
Dia menjelaskan perseroan menyediakan pusat layanan call center jika terdapat pengemudi taksi Blue Bird yang melakukan tindakan anarkistis. Perseroan juga bakal menindak tegas pengemudi yang terbukti melakukan tindak anarkistis.
Pada perdagangan Selasa (22/3/2016), saham BIRD ditutup stagnan di level Rp6.400 per lembar dari sebelumnya. Saham BIRD sempat terkoreksi hingga 1,96% ke level Rp6.275 per lembar pada perdagangan saham sesi pertama.
Return saham BIRD tercatat minus 34,68% selama setahun terakhir dan negatif 9,86% sepanjang tahun berjalan. Kapitalisasi pasar saham BIRD mencapai Rp16,01 triliun.
Sebaliknya, saham PT Express Trasindo Utama Tbk. (TAXI) justru ditutup naik 0,86% ke level Rp235 per lembar. Bahkan, pada awal perdagangan, saham TAXI melesat 5,61% ke level Rp247 per lembar.
Saham TAXI memberikan return positif 123,81% sepanjang tahun berjalan dan negatif 74,03% selama setahun. Kapitalisasi pasar saham TAXI mencapai Rp504,21 miliar.