Bisnis.com, JAKARTA --Revisi daftar negatif investasi dalam paket kebijakan ekonomi jilid X dinilai positif oleh pelaku usaha penyediaan lahan industri.
Direktur PT Kawasan Industri Jababeka Tbk, Suteja Darmono, mengatakan revisi daftar negatif investasi untuk beberapa sektor usaha akan memicu permintaan lahan industri. "Tentu ini akan membuka katalis yang lebih baik karena berarti FDI bisa naik di sektor manufaktur," ujarnya kepada Bisnis.con Senin (15/2/2016).
Di samping itu, pembukaan keran investasi di sektor film juga diprediksi akan meningkatkan permintaan ruang ritel. Suteja menyebut, Jababeka memiliki kawasan perfilman terpadu di Cikarang, yakni Movieland.
Di sisi lain, perusahaan berkode emiten KIJA itu juga tengah menggarap proyek Plaza Indonesia Jababeka bersama PT Plaza Indonesia Realty Tbk dengan investasi senilai US$1 miliar.
Pada fase pertama, akan dibandung superblok yang terdiri dari apartemen, hotel bintang lima, dan pusat perbelanjaan seluas 50.000 m2 di atas lahan 12 hektare. Konstruksi fase pertama ini ditargetkan rampung pada 2018.
Corporate Secretary Jababeka, Muljadi Suganda, mengatakan realisasi paket kebijakan ekonomi akan meningkatkan kepercayaan investasi di Indonesia. Terlebih, Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) juga berniat mempercepat izin konstruksi akhir Februari 2016 mendatang. "Itu bisa mempercepat realisasi investasi, pabrik bisa dibangun lebih cepat sehingga bisa segera beroperasi," ujarnya.
Kendati demikian, Muljadi mengaku perseroan masih menghitung target penjuaan lahan sepanjang tahun ini. Sepanjang tahun lalu, dalam catatan Colliers International, penjualan lahan di Jababeka tercatat kurang dari 20 hektare.
Muljadi mengatakan, Jababeka tahun ini berencana menambah cadangan lahan. Namun, luas lahan yang akan ditambah masih dihitung. Adapun cadangan lahan Jababeka di Cikarang yang tersisa mencapai 1.200 hektare.