Bisnis.com, JAKARTA - Pada 1 November 2015, pengelola sebagian besar jalan tol di Indonesia PT Jasa Marga (Persero) Tbk. menaikkan tarif di 15 ruas setelah mendapatkan persetujuan pemerintah. Bagaimana dampaknya terhadap kinerja perseroan pada 2016?
Dua bulan sebelum pergantian tahun lalu, tarif 15 ruas jalan tol yang terletak di Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Sulawesi Selatan, Sumatra Utara, dan Bali mengalami peningkatan sekitar 8%-10%.
Ruas tersebut antara lain Jakarta-Bogor-Ciawi, Jakarta-Tangerang, Tol Dalam Kota Jakarta, Lingkar Luar Jakarta, Padalarang-Cileunyi, Semarang seksi A-B-C, Surabaya-Gempol, Palimanan-Plumbon-Kanci, Cikampek-Purwakarta-Padalarang, Serpong-Pondok Aren, Pondok Aren-Bintaro, dan Tangerang-Merak.
Sementara itu, ruas lainnya antara lain Belawan-Medan-Tanjung Morawa, Ujung Pandang Tahap I dan Tahap II, Viaduct-Ulujami dan Bali Mandara.
Peningkatan tarif itu sesuai dengan Ke -pu tusan Menteri Pekerjaan Umum No.507/KPTS/M/2015 tentang Penyesuaian Tarif Tol pada Beberapa Ruas Jalan Tol.
Penaikan tarif itu dianggap telah diatur dalam UU No.38/2004 tentang Jalan dan Per aturan Pemerintah No.15/2005 tentang Jalan Tol di mana evaluasi dan penyesuaian tarif tol dilakukan setiap dua tahun sekali oleh Badan Pengatur Jalan Tol.
Penyesuaian tarif tol itu dilakukan berdasarkan angka inflasi selama dua tahun terakhir dengan alasan Badan Usaha Jalan Tol dapat melakukan pengembalian investasi sesuai rencana bisnisnya.
Besaran inflasi tersebut berbeda-beda di masing-masing tempat di mana terdapat jalan tol seperti Jakarta sebesar 12,51%, Bandung 10,39%, Cirebon 8,35%, Bogor 9,57%, Surabaya 11,35%, Medan 12,34%, Semarang 10,53%, Tangerang 12,89%, Makassar 11,89%, Serang 14,78%, Cilegon 13,02%, dan Bali 10,72%.
Kenaikan tarif tol berkisar antara Rp500-Rp1.000, bergantung dengan tingkat inflasi daerah yang dilintasi dan panjang ruas tol. Peningkatan tarif terbesar berada di ruas Tangerang-Merak sebesar Rp5.500.
Marwan Halim, analis PT UOB Kay Hian Securities, memaparkan peningkatan tarif sebesar 8%-10% tersebut berdampak ter-hadap pertumbuhan pendapatan jalan tol Jasa Marga sebesar 12% menjadi Rp8,6 triliun pada 2016.
“Jasa Marga juga memp royeksikan pen-dapatan jalan tol mencapai Rp8,6 triliun atau meningkat 12% y-o-y karena dampak setahun penuh dari peningkatan tarif di sebagian besar jalan tol pada kuartal IV/2015 maupun adanya operasi tiga jalan tol baru pada tahun ini,” tulis Marwan dalam riset yang dirilis pada Jumat (5/2/2016).
Ketika ditanya mengenai potensi pemangkasan tarif tol pada masa mendatang, seperti yang dilakukan oleh Presiden Joko Widodo pada 2015, manajemen Jasa Marga memaparkan pemerintah selaku pemegang saham mayoritas memiliki hak untuk melakukan hal tersebut.
“Bagaimanapun, kemungkinan pemangkasan tarif itu rendah karena pemerintah telah memberikan persetujuan untuk meningkatkan tarif jalan tol sebesar 8%-10% selama kuartal IV/2015,” tulis Marwan.
LABA BERSIH
UOB Kay Hian Securities memperkirakan laba bersih Jasa Marga mencapai Rp1,5 triliun pada 2016 karena dampak dari tarif yang lebih tinggi serta pertumbuhan trafik pada 2016. Pertumbuhan trafik Jasa Marga diperkirakan mencapai 4%.
Di samping itu, Jasa Marga bakal mengoperasikan 71,5 kilometer jalan tol tambahan pada tahun ini antara lain ruas Semarang-Solo seksi III sepanjang 17,5 ki lometer, Surabaya-Mojokerto seksi IV 18,5 km dan Solo-Ngawi seksi IA 35,5km.
Dengan penyelesaian tersebut, Jasa Marga akan mengoperasikan 660,9 kilometer jalan tol pada akhir 2016. Emiten berkode saham JSMR itu juga berencana memasukkan penawaran untuk konsesi sejumlah ruas jalan tol baru antara lain ruas Pandaan-Malang sepanjang 38 km, ruas Manado-Bitung 39 km, Batang-Semarang 75 km, Balikpapan-Samarinda 99 km.
Ruas Pandaan-Malang merupakan ruas yang dianggap cukup potensial untuk meningkatkan nilai perseroan karena terhubung dengan ruas Gempol-Pandaan sepanjang 13,6 km yang sudah dioperasikan oleh Jasa Marga sejak Juni 2015.
“Sementara itu, Jasa Marga telah memprakarsai untuk mengoperasikan Jakarta-Cikampek II sepanjang 60 kilometer dan pemerintah telah menjamin perusahaan hak untuk menyamakan penawaran (the right to match) untuk setiap penawar selama proses lelang. Hasil dari proses tender akan diumumkan tahun ini,” paparnya.
Pada saat ini, perusahaan memiliki rencana investasi jalan tol sepanjang 460 kilometer senilai Rp40 triliun. Seluruh ruas ditargetkan beroperasi secara bertahap pada akhir 2018.
Investasi itu sekaligus dilakukan untuk mendukung program pemerintah membangun 1.000 kilometer jalan tol dan peningkatan aset perseroan.
Sebagai gambaran, ruas jalan tol baru yang tengah digarap oleh perusahaan antara lain Bogor Outer Ring Road (panjang 11 km, nilai investasi Rp980 miliar), Semarang-Solo (72,64 km, Rp6,21 triliun), Gempol-Pasuruan (34,15 km, Rp2,77 triliun), dan Cengkareng-Kunciran (14,19 km, Rp3,51 triliun).
Selain itu, perseroan juga menggarap ruas Kunciran-Serpong (11,19 km, Rp2,62 triliun), JORR W2 North (7,7 km, Rp2,15 triliun), Surabaya-Mojokerto (36,3 km, Rp3,22 triliun), Gempol-Pandaan (13,61 km, Rp1,17 triliun), dan Nusa Dua-Ngurah Rai-Benoa (10 km, Rp2,48 triliun).
Ruas lainnya antara lain Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi (61,7 km, Rp4,07 triliun), Solo-Ngawi (90,1 km, Rp5,14 triliun), Ngawi-Kertosono (87,02 km, Rp3,83 triliun), dan Cinere-Serpong (10,24 km, Rp2,2 triliun).
Dalam publikasinya, UOB Kay Hian mematok target harga saham JSMR sebesar Rp7.250, atau lebih tinggi dibandingkan dengan target sebelumnya sebesar Rp7.050. Pada perdagangan kemarin, harga saham perseroan ditutup di level Rp5.950. ()