Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Investor Saham Sumbar Ditarget Bertambah 5.180 Orang Tahun Ini

PT Bursa Efek Indonesia (BEI) cabang Padang menargetkan tambahan 5.180 investor saham di Sumatra Barat tahun ini.
Bursa Efek Indonesia /JIBI-Dwi Prasetya
Bursa Efek Indonesia /JIBI-Dwi Prasetya

Bisnis.com, PADANG—PT Bursa Efek Indonesia (BEI) cabang Padang menargetkan tambahan 5.180 investor saham di Sumatra Barat tahun ini.

Kepala BEI cabang Padang Reza Sadat Shahmeini mengatakan target tersebut naik hampir empat kali lipat dari target tahun sebelumnya yang hanya sebanyak 1.731 investor.

“Tahun lalu realisasi jumlah investor mencapai 2.337 orang, jadi tahun ini target dinaikan menjadi 5.180 investor,” ujarnya, Kamis (28/1/2016).

Menurutnya, target itu masih mungkin dicapai mengingat strategi sosialisasi dengan menyasar perguruan tinggi, instansi pemerintah, dan perusahaan swasta. Apalagi, BEI menggiatkan kampanye “Yuk Menabung Saham” di berbagai daerah.

Adapun, untuk transaksi, Reza menargetkan rerata transaksi saham di daerah itu naik tiga kali lipat dari tahun lalu atau berkisar Rp180 miliar per hari.

Sementara itu, tahun lalu rerata transaksi mencapai Rp62,39 miliar per hari atau berkisar Rp1,31 triliun per bulan, dengan rerata pertumbuhan 30% per tahun.

“Kami targetkan transaksi naik tiga kali lipat dari tahun lalu. Karena target pertumbuhan investor saham juga tinggi,” ujarnya.

Dia mengungkapkan sepanjang tahun lalu, transaksi investor saham asal Sumbar merupakan yang tertinggi nomor tujuh di Tanah Air, setelah DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Banten, Jawa Tengah, dan Sumatra Utara.

Dari data bursa, Reza mengatakan dua kota di Sumbar masuk daftar 50 kota dengan transaksi teraktif, yakni Kota Padang dengan rerata transaksi Rp43,78 miliar per hari dan Kota Payakumbuh dengan kisaran transaksi Rp17,58 miliar per hari.

Dia meyakini volume transaksi saham bakal terus meningkat mengingat pertumbuhan investor bursa yang mencapai 51,81% per tahun di daerah itu.

Selain itu, optimisme pasar juga kian tinggi menyusul kebijakan pemulihan ekonomi oleh pemerintah dan dampak kebijakan The Fed terhadap pasar dalam negeri.

Apalagi potensi daya beli masyarakat diyakini meningkat, begitu juga dengan serapan belanja infrastruktur pemerintah yang realisasinya dimulai di awal tahun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Heri Faisal

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper