Bisnis.com, JAKARTA - Harga minyak jatuh setelah Arab Saudi menyatakan akan tetap mempertahankan belanja modal proyek energi di tengah kelesuan harga.
Kontrak WTI di bursa komoditas New York melemah 7,55% ke harga US$29,76 per barel pada pukl 04.50 WIB, sedangkan Brent diperdagangkan turun 6,46% ke harga US$30,10 per barel.
Harga minyak terpukul oleh pernyataan Komisaris Saudi Aramco, Khalid Al Falih, setelah reli menembus US$32 per barel pada akhir pekan lalu.
Al Falih mengatakan rencana investasi BUMN migas Arab Saudi tersebut akan berjalan sesuai rencana meskipun harga minyak telah merosot tajam sejak pergantian tahun. Saudi Aramco, tegasnya, bisa menanggung beban harga yang rendah untuk waktu yang sangat panjang.
Arab Saudi tidak mengubah rencana investasinya di saat mayoritas perusahaan migas memangkas belanja modal dan tenaga kerja untuk meredan beban di tengah kelesuan harga. CEO Eni SpA, Claudio Descalzi memperkirakan belanja produksi dan eksplorasi industri migas turun 15% pada 2016.
Tekanan juga muncul dari penurunan konsumsi energi di China. Badan Energi Internasional memproyeksikan konsumsi solar di ekonomi terbesar kedua dunia tersebut flat pada 2016, sedangkan konsumsi bensin naik 200.000 per hari.
Bloomberg memperkirakan suplai minyak mentah di AS naik 4 juta barel menjadi 490,5 juta barel pada pekan lalu, semakin mendekati rekor 490,9 juta yang dicapai pada April 2015.