Bisnis.com, JAKARTA— Samuel Sekuritas Indonesia memprediksi kurs rupiah atas dolar Amerika Serikat pada perdagangan hari ini, Jumat (15/1/2016) Akan mendapat sejumlah sentimen positif.
“Rupiah secara umum masih akan tertekan sentimen penguatan dolar di pasar global. Akan tetapi harga minyak yang mulai naik serta optimisme pasca pemangkasan BI Rate bisa mendorong penguatan rupiah ke depan, “ kata Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia Rangga Cipta dalam risetnya yang diterima hari ini, Jumat (14/1/2016).
Dikemukakan harga minyak kembali naik cukup signifikan, seiring dengan semakin terbukanya konflik militer antara Arab Saudi dan Iran.
Di sisi lain, ujarnya, harga barang impor AS yang berkurang deflasinya serta keputusan Bank Sentral Inggris mempertahankan suku bunga serta stimulus (QE) berhasil menjaga sentimen dolar kuat di pasar global.
“Malam nanti ditunggu angka penjualan ritel AS yang diperkirakan memburuk,” kata Rangga.
Dari dalam negeri, rupiah melemah semenjak pembukaan Kamis pagi bersamaan dengan kurs lain di Asia.
“Aksi teror bom bunuh diri yang disertai penembakan menjelang jeda siang sempat mendorong rupiah lebih lemah lagi, yang disertai oleh penurunan drastis IHSG,” kata Rangga.
Akan tetapi, ujarnya, menjelang sore, BI Rate yang dipangkas 25 bps berhasil mengangkat kembali optimisme di pasar keuangan.
“Siang ini ditunggu data neraca perdagangan yang diperkirakan sedikit melebar defisitnya,” kata Rangga.