Bisnis.com, JAKARTA - PT Dua Putra Utama Makmur Tbk berencana mengakuisisi dua perusahaan pada 2017 dengan nilai total Rp500 miliar. Dua perusahaan yang akan diakuisisi itu masing-masing bergerak di perikanan tangkap dan pengolahan ikan.
Witiarso Utomo, Direktur Utama PT Dua Putra Utama Makmur Tbk, mengatakan perseroan menganggarkan dana investasi untuk akuisisi dua perusahaan itu sebesar Rp500 miliar. Ditambah dengan belanja modal tahunan sekitar Rp500 miliar, maka untuk 2017 perseroan harus menggalang dana Rp1 triliun.
Emiten perikanan terintegrasi berkode saham DPUM itu akan menggalang dana dari pasar modal. Witiarso menyebut salah satu jalur pendanaan yakni penerbitan obligasi. Sementara, penerbitan saham baru (rights issue) dinilai bukan opsi yang tepat.
“Saat ini kami sudah punya beberapa nama perusahaan yang akan kami akuisisi. Belum kami pastikan. Salah satu yang kami pertimbangkan adalah cakupan pasarnya,” tutur Witiarso pada Kamis (17/12/2015).
Menurut dia, perseroan bakal mengakuisisi perusahaan yang memiliki pasar besar di Eropa dan Amerika. Alasannya, DPUM yang baru saja melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) Desember 2015 ini ingin menaikkan porsi penjualan ekspor, utamanya ke Eropa dan Amerika. Penjualan ekspor menghasilkan margin lebih tinggi dari penjualan domestik.
Perseroan membidik porsi penjualan dari ekspor pada 2018 sebesar 40%-50% dari total penjualan. Saat ini, porsi ekspor sekitar 20% dari total penjualan. Sekitar 50%-60% dari porsi ekspor berasal dari Jepang.
“Kami ingin pada 2018 nanti penjulan naik 100% dari tahun ini dan laba bersih sekitar 15% dari total penjualan,” kata Witiarso.
Untuk memperbesar penjualan dalam jangka pendek, DPUM tengah membangun ruang pendingin (cold storage) di Pati, Jawa Tengah.
Witiarso mengatakan saat ini pembangunan masih di tahap awal. Perkiraannya, mulai Juni 2016 cold storage berkapasitas 16.000 ton itu beroperasi. Dengan begitu, bila cold storage sudah beroperasi, total kapasitas menjadi 20.000 ton.
Pembangunan cold storage menggunakan dana hasil penawaran umum perdana (initial public offering/ IPO) saham yang mendulang Rp921 miliar.
Rencananya, dari hasil IPO, Rp200 miliar dipakai untuk membangun cold storage, Rp130 miliar untuk membeli kapal, dan sisanya sekitar Rp591 miliar untuk modal kerja.
“Kami akan habiskan dana IPO pada tahun depan untuk menumbuhkan bisnis kami, termasuk membeli 10 unit kapal sehingga jumlah kapal pada tahun depan menjadi 20 unit,” ucap Witiarso.
Pembelian 10 unit kapal, masing-masing berkapasitas 100 gross ton, selain menggunakan dana hasil IPO, juga memakai dana dari pinjaman perbankan. Witiarso menambahkan perseroan mendapat pinjaman dari BNI senilai Rp65 miliar untuk mencukupi kebutuhan pembelian kapal.
Tahun ini perseroan menargetkan penjualan Rp700 miliar dan laba sekitar Rp80 miliar. Untuk tahun depan, penjualan ditargetkan meningkat 30%-40% dibandingkan dengan tahun ini dengan laba diproyeksikan sekitar Rp130 miliar.