Bisnis.com, JAKARTA – PT Mandiri Sekuritas masih menilai underweight sektor semen seiring kekhawatiran terjadinya kondisi kelebihan penawaran.
Setelah data yang menguat pada Oktober, penjualan semen tumbuh melambat pada November, sebesar 4,7% year-on-year/ yoy menjadi 6,1 juta ton. Jika data pelaku industri baru dikecualikan, penjualan semen bertumbuh hanya 1,1% yoy menjadi 5,9 juta ton.
Pada November, penjualan dalam jumlah besar (bulk sales) nasional sebanyak 1,4 juta ton, naik secara moderat 6,1% yoy. Penjualan bulk pada September dan Oktober ternyata lebih besar, masing-masing sebesar 12,3% dan 24,8%, kemungkinan karena adanya persiapan Pilkada 9 Desember.
Liliana S. Bambang, Analis Mandiri Sekuritas, menilai penjualan Desember dapat lebih lemah lagi jika pemenang Pilkada adalah penantang (bukan petahana) yang butuh waktu untuk belajar membelanjakan anggaran.
Berdasarkan data PT Semen Indonesia Tbk. (SMGR), rerata harga jual (average selling price/ ASP) November datar berdasarkan hitungan month-on-month yaitu Rp838.000 per ton. Ini mengindikasikan harga mulai stabil pada kuartal IV/2015.
“Saat ini kami masih underweight pada sektor semen karena kami khawatir pada kondisi oversupply. Kami menilai pertumbuhan semen perlu di atas 10% CAGR sehingga pasar sektor itu cukup positif,” kata Liliana dalam riset yang terbit Jumat, (11/12/2015).
Menurutnya, ada risiko bahwa sektor itu dapat berlanjut underperform karena pelaku pasar khawatir akan potensi penambahan kapasitas baru yang dimulai pada 2016 (Siam Cement dan Wilmar).