Bisnis.com, JAKARTA— Rupiah menambah dorongan terhadap imbal hasil surat utang negara yang merangkak naik bersama yield obligasi negara lain di Asia pada Jumat (11/12/2015).
Data dari Bloomberg menunjukkan yield SUN FR70 naik 2 basis poin ke 8,580% pada pukul 10.57 WIB, melanjutkan kenaikan 5 bps kemarin. Harga obligasi bertenor 9 tahun tersebut turun 0,09% ke level 98,783.
Maximilianus Nico Demus, analis pendapatan tetap dari Samuel Sekuritas, mengatakan yield global naik terdorong sentimen menjelang rapat FOMC.
The Fed diprediksi akan menaikkaan suku bunga acuan Amerika Serikat pada rapat FOMC pekan depan, mengakhiri kebijakan suku bunga nol yang telah berlangsung sejak 2008.
“Walaupun secara umum inflasi masih akan turun dan ekspektasi pemangkasan BI rate tetap ada, kenaikan imbal hasil global yang dipimpin oleh US Treasury tidak dapat dihindari dampaknya terhadap SUN,” kata Nico.
Dia menambahkan pasar obligasi domestik juga tertekan oleh rupiah yang diperdagangkan mendekati Rp14.000 per dolar AS.
“Pagi ini, pasar obligasi di buka kembali melemah dengan potensi melemah terbatas. Tekanan akan lebih banyak datang dari eksternal,” kata Nico
Rupiah bergerak melemah 4 poin atau terdepresiasi 0,03% ke Rp13.957 per dolar AS pada pukul 11.04 WIB.
Pergerakan SUN Seri FR70
Tanggal | Harga | Yield (%) |
11/12/2015 (10.57 WIB) | 98,785 (-0,09%) | 8,580% |
10/12/2015 | 98,874 (-0,29%) | 8,564% |
9/12/2015 | 99,158 (+0,02%) | 8,515% |
sumber: Bloomberg