Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Prediksi IHSG: Pasar Cenderung Wait and See Tunggu Keputusan FOMC

Pada pekan ini, pasar diprediksi cenderung wait and see menanti keputusan suku bunga acuan bank sentral AS pada pertengahan bulan ini
IHSG
IHSG

Bisnis.com, JAKARTA-- Pada pekan ini, pasar diprediksi cenderung wait and see menanti keputusan kenaikan suku bunga acuan bank sentral Amerika Serikat pada pertengahan bulan ini.

Sepanjang pekan lalu, indeks harga saham gabungan (IHSG) bergerak dalam teritori negatif. Di akhir pekan, IHSG ditutup turun 0,64% ke level 4.508,452. Adapun, selama sepekan, pergerakan IHSG melemah 1,14% dibandingkan penutupan di pekan sebelumnya yang berada di level 4.560,560.

Sementara itu, rerata nilai transaksi harian di Bursa Efek Indonesia (BEI) tumbuh 32,77% menjadi Rp5,99 triliun dari Rp4,51 triliun selama sepekan. Rata-rata volume transaksi harian mengalami kenaikan 5,53% dan rata-rata frekuensi harian bertambah 13,67%.

Pada sisi lain, investor asing mencatatkan jual bersih di pasar saham dalam lima hari terakhir dengan nilai Rp2,29 miliar. Sedangkan sepanjang tahun ini, aliran dana investor asing di pasar saham masih tercatat net sell Rp22,01 triliun.

Hans Kwee, Direktur Investa Saran Mandiri mengatakan pada perdagangan hari ini IHSG berpeluang menguat, tetapi untuk sepekan cenderung konsolidasi melemah. Menurutnya, pasar menanti kepastian kenaikan suku bunga the Fed pada 15 Desember 2015-16 Desember 2015 menyusul data AS yang baik.

Selain itu, testimoni Janet yellen yang menunjukkan semakin besar kenaikan suku bunga di akhir tahun semakin membuat pasarwait and see. “Pasar cenderung wait and see ya, karena ketidakpastian fed rate,” kata Hans kepada Bisnis, Minggu (6/12).

Selain itu sentimen negatif juga datang dari rencana ECB untuk menambah stimulus ke pasar yang ternyata tidak terjadi. Belum lagi data Tiongkok yang tidak bagus. “Diharapkan, tidak bagusnya data Tiongkok bisa mendorong stimulus tambahan dan mungkin akan positif bagi pasar modal,” tambahnya.

Dari dalam negeri, akan ada rilis cadangan devisa pada 7 Desember dan penjualan ritel pada 9 Desember. Cadangan devisa bisa turun lagi karena stabilitas nilai tukar. Meski demikian, hal tersebut akan cenderung terkendali. Dia memprediksi penjualan ritel akan membaik menyusul ekonomi yang mulai jalan.

Diperkirakan, IHSG akan bergerak di level support 4.446-4.395 dan resisten 4.568-4.621.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Riendy Astria

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper