Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BURSA AS: Yellen Pidato Pertama di Desember, Dow Jones Turun 158,67 Poin ke 17.729,68

Bursa Amerika Serikat melemah tertekan saham energi dan pernyataan Gubernur Federal Reserve Janet Yellen yang memberi sinyal meyakini pertumbuhan ekonomi yang menjadi dasar kenaikan suku bunga pada Desember 2015
Bursa AS melemah./Reuters
Bursa AS melemah./Reuters

Bisnis.com, JAKARTA- Bursa Amerika Serikat melemah tertekan saham energi dan pernyataan Gubernur Federal Reserve Janet Yellen yang memberi sinyal meyakini pertumbuhan ekonomi yang menjadi dasar kenaikan suku bunga pada Desember 2015.

Indeks Standard & Poor 500 turun 1,1% atau 23,12 poin menjadi 2.079,51 pada penutupan perdagangan Rabu di New York atau Kamis pagi WIB.

Dow Jones Industrial Average kehilangan 158,67 poin, atau 0,89% ke 17.729.68.

"Yellen tidak mengatakan apa-apa (terkait kepastian jadwal kenaikan Fed rate.. Pernyataan) masih mengapung seperti kemarin," kata Yousef Abbasi, Ahli Strategi Pasar Global JonesTrading Kelembagaan Services LLC seperti dikutip Bloomberg, Kamis (3/12/205).

Indeks juga tertekan penurunan minyak mentah sebelum pertemuan OPEC Jumat.

Dalam pidato yang disampaikan dalam forum Economic Club of Washington, Yellen mengatakan makin yakin dengan pertumbuhan ekonomi AS bertumbuh, antara lain ditunjukkan peningkatan pasar tenaga kerja dan inflasi yang lebih tinggi.

Yellen dijadwalkan menyampaikan pidatonya besok di depan Komite Ekonomi Gabungan Kongres.

Presiden Fed Atlanta Dennis Lockhart mengatakan kenaikan suku bunga mengubah prospek ekonomi.  Dalam pidato Selasa malam, Presiden Fed Lael Brainard mendesak rekan-rekannya di bank sentral untuk hati-hati dalam menaikkan suku bunga.

Fed akan menggelar pertemuan pada 16 Desember 2015.

Sementara itu, ekonom memprediksi Presiden Bank Sentral Eropa Mario Draghi akan mengambil putusan bulat ECB akan meningkatkan stimulus lagi pada rapat yang digelar besok.

Data hari ini menunjukkan gaji swasta tumbuh lebih dari yang diharapkan, dan perusahaan menambahkan 217.000 pekerja pada bulan November.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper