Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PEFINDO: Penerbitan Obligasi Korporasi Tahun Ini Hampir Rp70 Triliun

Hingga akhir tahun, penerbitan obligasi korporasi diprediksi mencapai hampir Rp70 triliun atau melebihi target PT Pemeringkat Efek Indonesia di awal tahun sekitar Rp55 triliun.
penerbitan obligasi korporasi diprediksi mencapai hampir Rp70 triliun/ilustrasi
penerbitan obligasi korporasi diprediksi mencapai hampir Rp70 triliun/ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA-- Hingga akhir tahun, penerbitan obligasi korporasi diprediksi mencapai hampir Rp70 triliun atau melebihi target PT Pemeringkat Efek Indonesia di awal tahun sekitar Rp55 triliun. 

Berdasarkan data PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo), penerbitan obligasi (termasuk medium term notes, penawaran umum berkelanjutan dan sukuk) per akhir November sudah mencapai Rp62,014 triliun. Nilai emisi tersebut disokong oleh 46 perusahaan.

Adapun, porsi Pefindo dalam penerbitan obligasi korporasi nasional mencapai Rp47,69 triliun dari 34 perusahaan.

Direktur Utama Pefindo Salyadi Saputra mengatakan nilai penerbitan obligasi yang mencapai Rp62,014 triliun sudah melebihi target awal Pefndo yang sekitar Rp55 triliun. Menurutnya, di sisa satu bulan tahun ini, masih ada sekitar Rp7,6 triliun penerbitan obligasi yang masuk dalam pipeline Pefindo.

“Artinya, kalau semua terealisasi total penerbitan obligasi korporasi tahun ini bisa mencapai Rp69,61 triliun, atau mendekati Rp70 triliun,” kata Salyadi di kantornya, Selasa (1/12/2015).

Meski demikian, dia menilai ada kemungkinan juga tidak semua rencana dalam pipeline bisa terealisasi. Paling tidak, kata Salyadi, bisa terealisasi sekitar Rp5 triliun-Rp6 triliun.

Menurutnya, sebagian besar realisasi penerbitan obligasi korporasi tahun ini dilakukan pada semester I/2015. Momentum penerbitan tersebut dilakukan ketika pasar saham dan obligasi masih sangat menarik. Namun, penerbitan obligasi mulai merosot di semester II/2015.

Bila diperinci, sejumlah sektor yang aktif menerbitkan obligasi korporasi tahun ini a.l sektor pembiayaan, perbankan, properti, konstruksi, telekomunikasi, dan perkebunan. Namun, ada juga dari sektor ritel, makanan dan minuman, perhotelan dan tourism, teknik elektro dan konstruksi serta peralatan IT.

“Sedangkan dari sektor infrastruktur, utilitas, transportasi dan perkebunan memang sangat sepi. Sepertinya, mereka lebih memilih perbankan,” tambahnya.

Padahal, katanya, sektor tersebut cukup berpotensi untuk menerbitkan obligasi lantaran pendanaan mereka akan digunakan untuk proyek jangka panjang.

“Artinya mereka membutuhkan dana yang tidak sedikit. Tahun depan diharapkan bisa banyak yang masuk, semoga kupon dan yield obligasi bisa mendukung.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Riendy Astria

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper