Bisnis.com, JAKARTA-- PT Pemeringkat Efek Indonesia mencatat hanya dua perusahaan yang peringkatnya dinaikkan sepanjang tahun ini. Jumlah tersebut jauh lebih rendah dibandingkan dengan tahun lalu yang mencapai 20 perusahaan.
Data Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menunjukkan, selain ada 2 perusahaan yang peringkatnya dinaikkan, ada sekitar 9 perusahaan yang peringkatnya diturunkan. Adapun, perubahan outlook dari stabil ke positif ada 1 perusahaan, sedangkan dari stabil ke negatif ada 6 perusahaan. Sementara, perubahan outlook dari negatif ke stabil ada 1 peusahaan.
Direktur Utama Pefindo Salyadi Saputra mengatakan kinerja fundamental emiten yang kurang baik sepanjang tahun ini membuat Pefindo harus memangkas peringkat atau menahan kenaikan peringkat perusahaan. “Kami harapkan tahun depan kinerja bisa lebih baiik,” kata Salyadi di kantornya, Selasa (1/12/2015).
Vonny Widjadja, Direktur Pemeringkatan Pefindo mengatakan sepanjang tahun ini memang banyak peringkat perusahaan dan obligasi yang diturunkan. Namun demikian, bila dibandingkan dengan tahun lalu, jumlah perusahaan yang peringkatnya diturunkan tahun ini relatif sama.
Menurutnya, justru yang mengalami perubahan terbesar adalah jumlah perusahaan yang peringkatnya dinaikkan, yakni hanya 2 perusahaan. Dua perusahaan tersebut adalah PT Bank Woori Saudara Indonesia 1906 Tbk. dan PT Selamat Sempurna Tbk.
Adapun peringkat PT Bank Woori Saudara Indonesia 1906 Tbk dinaikkan dari idA- menjadi idA+ pada Maret 2015. Peringkat tersebut mencerminkan dukungan dan komitmen dari Woori Bank Korea yang membuat posisi bisnis Bank Woori Saudara menjadi lebih kuat, begitu pula dengan permodalannya.
“Setelah Woori Bank merger dengan Bank Saudara, tentu size makin besar, bisnis lebih terdiversifikasi, ini yang membuat akhirnya Pefindo menaikkan peringkat,” jelas Vonny.
Sementara, untuk PT Selamat Sempurna Tbk. peringkat dinaikkan dari idAA- menjadi idAA. Analis Pefindo Rian Abdi Gunawan mengatakan kenaikan peringkat tersebut mencerminkan pasar perusahaan yang relatif kuat di pasar purna jual filter otomotif dan proteksi arus yang kuat. Ditambah ekspor perusahaan yang cukup kuat.
Pada tahun lalu, lanjut Vonny, ada sekitar 20 perusahaan yang peringkatnya dinaikkan oleh Pefindo. Dengan kata lain, ada penurunan yang cukup besar tahun ini. Beberapa diantaranya adalah peringkat PT Bank DKI, PT Bank Muamalat, PT Astra Sedaya Finance International, PT Toyota Astra Financial Service, PT Federal International Finance, PT Bank Danamon Indonesia, dan sebagainya.
Menurut Vonny, tahun ini tidak banyak kinerja perusahaan yang mengalami peningkatan sehingga Pefindo bisa menaikkan peringkat maupun outlook perusahaan. Dia menilai, daya beli masyarakat tahun ini lemah seiring perekonomian yang melemah. Hampir di seluruh sektor kinerjanya terpengaruh.
“Perbankan dan multifinance, ini juga tertahan karena NPL naik. Ritel dan konsumer juga menurun, sektor infrastruktur belum seperti yang diperkirakan, proyek properti juga,” jelasnya.
Untuk tahun depan, sejumlah sektor yang masih sulit naik perngkatnya dan justru rawan diturunkan adalah di sektor berbasis komoditas. Sedangkan untuk sektor yang berpeluang dinaikkan seiring kenaikan kerja, Vonny mengaku belum bisa memprediksinya.
Menurutnya, sektor konsumer memang lebih stabil. Namun, apakah bisa menaikkan peringkat perusahaan tersebut atau tidak, itu belum tentu. Dia juga mengkhawatirkan perusahaan-perusahaan yang memiliki utang dalam dolar AS yang tinggi.
“Untuk yang akan dinaikkan, kami masih belum ada pipeline. Kami tak tahu, sepertinya masih sama kondisi awal tahun depan seperti semester II/2015. Penurunan diharapkan tak ada lagi karena sejak 2014 sudah banyak yang diturunkan, tapi untuk menaikkan juga sulit.”
Menurutnya, Pefindo akan terus memantau kondisi perusahaan-perusahaan dengan lebih ketat. Bila kondisi perekonomian tidak membaik dan kondisi perusahaan memburuk, maka peringkat akan diturunkan. Adapun, perusahaan yang peringkat danoutlooknya sudah diturunkan juga memungkinkan untuk diturunkan lagi bila kondisi memang terus memburuk.