Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

HARGA MINYAK: WTI Naik, Saat Dua Data Minyak AS Beri Sentimen Beda

Harga minyak berakhir sedikit lebih tinggi pada penutupan perdagangan Rabu atau Kamis pagi WIB,, setelah laporan persediaan AS menunjukkan peningkatan pasokan minyak mentah
Minyak mentah menguat/JIBI
Minyak mentah menguat/JIBI

Bisnis.com, JAKARTA- Harga minyak berakhir sedikit lebih tinggi pada penutupan perdagangan Rabu  atau Kamis pagi WIB,, setelah laporan persediaan AS menunjukkan peningkatan pasokan minyak mentah.

Namun  laporan terpisah menunjukkan berkurangnya  rig AS yang beroperasi.

Patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Januari 2016, naik 17 sen menjadi ditutup di US$43,04 per barel di New York Mercantile Exchange.

Patokan Eropa, minyak mentah Brent untuk pengiriman Januar 2016i, bertambah lima sen menjadi menetap di US$46,17/barel di perdagangan London.

Data dari Departemen Energi AS menunjukkan pasokan minyak AS untuk pekan yang berakhir 20 November naik 1  juta barel menjadi 488,2 juta barel, di bawah ekspektasi pasar, atau 105,2 juta barel lebih besar dari satu tahun sebelumnya.

Persediaan di Cushing, Oklahoma, titik pengiriman untuk kontrak AS, menambahkan 1,75 juta barel menjadi 58,6 juta barel. Itu diikuti oleh laporan dari Baker Hughes yang menunjukkan penurunan sembilan rig minyak di AS menjadi 555 rig untuk pekan yang berakhir 25 November.

Bart Melek, Kepala Analis Komoditas  TD Securities, mengatakan laporan persediaan minyak AS memberikan sentimen negatif  saat menunjukkan kelebihan, tapi tidak super negatif dibandingkan ekspektasi.

Melek mengatakan pasar akan tetap skeptis terhadap data Baker Hughes sampai ada bukti besar bahwa jumlah rig yang lebih rendah berakibat dalam pengurangan produksi. Produksi minyak AS turun hanya 17.000 barel per hari pekan lalu, kurang dari 0,2%.

"Kami telah melihat produksi minyak tidak merespons cepat terkait kondisi  rig minyak. Jadi pandangan kami berlanjut akan menguji tingkat terendah dalam beberapa minggu terakhir. Para pedagang sedang menuggu pertemuan OPEC pekan depan di Wina untuk tanda-tanda apakah kartel produsen minyak akan memangkas tingkat produksi mereka yang tinggi," katanya seperti dikutip Antara, Kamis (26/11/2015).

Tim Evans, Analis Citi Futures, mengatakan telah ada pembicaraan dari beberapa anggota Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) yang ingin memotong produksi, tetapi bukan dari Arab Saudi dan anggota berpengaruh lainnya. Menyatakan akan melanjutkan perjuangan untuk pangsa pasar.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro