Bisnis.com, JAKARTA -- PT Medco Energi Internasional Tbk. (MEDC), melalui anak usahanya PT Medco E&P Tomori Sulawesi meraih fasilitas pinjaman US$200 juta untuk membiayai proyek hulu gas di lapangan Senoro, Sulawesi Tengah.
Fasilitas itu diperoleh setelah perseroan meneken perjanjian fasilitas berjangka (term facility agreement) pada 24 November dengan lima bank, yakni PT Bank ANZ Indonesia, PT Bank DBS Indonesia, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk., Bank Standard Chartered, dab Sumitomo Mitsui Banking Corporation.
Lima bank itu bertindak sebagai joint mandated lead arrangers untuk proyek fasilitas berjangka dengan Standard Chartered sebagai koordinator utama.
"Perjanjian ini mencerminkan reputasi kemampuan kredit perseroan yang baik, di mana kami masih dapat memperoleh pendanaan di tengah harga minyak yang rendah saat ini," kata Direktur Utama Medco Energi Lukman Mahfoedz dalam siaran pers, Selasa (24/11/2015) malam.
Perseroan menyatakan fasilitas berjangka senilai US$200 juta itu menunjukkan 1,75x over subscription. Pendanaan ini akan memberikan kontribusi akumulatif US$600 juta atas total dana yang diperoleh perseroan pada 2015 untuk tujuan investasi modal dan pendanaan utang Medco Energi.
Sejak April 2015, ketika fasilitas produksi gas mencapai penyelesaian mekanik, proyek hulu gas Senoro telah memproduksi gas yang stabil dan saat ini telah memproduksi gas di atas kewajiban kontrak hariannya sebesar 250 juta kaki kubik (MMSCF) per hari. Adapun target produksi gas terakumulasi mencapai 69.440 billion british thermal unit (BBTU) akhir 2015.
Sampai saat ini, gas telah dialirkan ke PT Donggi Senoro LNG (DSLNG), sebuah perusahaan patungan Medco Energi, PT Pertamina (Persero), Mitsubishi, dan Kogas, untuk memproduksi LNG. Sampai saat ini, DSLNG telah mengirimkan 9 kargo kapal LNG dan berharap dapat mengirimkan 12 kargo kapal ke pembeli hingga akhir 2015.
Sementara itu, rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) yang digelar Rabu (25/11/2015) memutuskan mengganti Lukman Mahfoedz dengan Hilmi Panigoro.
"Saya akan ke anak usaha baru, yang dibentuk untuk ambil bagian dalam megaproyek pembangkit listrik 35.000 MW," ujar Lukman seusai RUPSLB. Namun, dia belum bersedia menyebut anak usaha baru itu.
Sementara itu, Direktur dijabat oleh Roberto Lorato, Direktur Operasi Ronald Gunawan, Direktur Human Capital dan Pendukung Usaha Amri Siahaan, dan Direktur Perencanaan dan Keuangan Anthony R. Mathias.
Adapun susunan dewan komisaris terdiri atas mantan menteri perdagangan Muhammad Lutfi sebagai Komisaris Utama, Yani Panigoro, Junichi Iseda, dan Yaser Raimi A. Panigoro sebagai komisaris, serta Marsilam Simandjuntak dan Bambang Subianto sebagai komisaris independen.