Bisnis.com, JAKARTA— Setelah pekan sebelumnya mencatatkan penguatan, indeks harga saham gabungan dalam sepekan ini merosot 2,05%. Namun, pada penutupan perdagangan hari ini, indeks naik sendirian di kawasan regional Asia Pasifik didorong oleh data-data domestik.
Pada penutupan perdagangan Jumat (13/11/2015), indeks harga saham gabungan (IHSG) menguat 0,24% atau 10,61 poin ke level 4.472,84. Sepanjang kemarin, IHSG bergerak pada kisaran 4.435,25-4.490,34. Penguatan IHSG telah terjadi selama tiga hari berturut-turut. Bahkan, kemarin IHSG menjadi satu-satunya indeks saham yang berakhir di zona hijau di kawasan Asia Pasifik.
Hans Kwee, Direktur Investa Saran Mandiri mengatakan selama sepekan sebenarnya indeks harga saham gabungan cukup tertekan. Hal ini disebabkan oleh rilis data-data Tiongkok yang tidak bagus sehingga dikhawatirkan perlambatan ekonomi Tiongkok masih akan terjadi.
Selain itu, pernyataan Janet Yellen pada pertemuan petinggi the Fed Kamis lalu mengindikasikan bahwa Bank Sentral Amerika Serikat (AS) tersebut sudah mempersiapkan diri untuk menaikkan suku bunga. “Mayoritas bursa dunia berhati-hati. Namun, IHSG bergerak anomali pada penutupan perdagangan hari ini,” kata Hans saat dihubungi Bisnis.com, Jumat (13/11/2015).
Sebenarnya, kata Hans, IHSS sudah menunjukkan penguatan pada beberapa hari sebelumnya. Penguatan didorong oleh sejumlah data dalam negeri yang keluar dan cukup bagus. Mulai dari penjualan semen yang meningkat, serapan belanja pemerintah yang sudah cukup baik, serta penjualan ritel yang meningkat.
“Itu berdampak pada saham-saham ritel dan semen yang mengalami peningkatan, laporan keuangan kuartal III juga membaik. Namun memang secara keseluruhan memang global tertekan, harga komoditas bergerak ke level terendah, saham komoditas turun.
Dia menilai, perdagangan sepanjang pekan ini juga relatif lebih sepi dibandingkan dengan pekan sebelumnya.