Bisnis.com, JAKARTA— Indeks harga saham gabungan berbalik melemah di jeda siang Jumat (16/10/2015), tertekan depresiasi rupiah dan aksi ambil untung investor.
IHSG melemah 0,11% atau turun 5 poin pada jeda siang ke level 4.502,21. Indeks berbalik melemah setelah dibuka menguat 0,51% ke level 4.530,28 dan sempat naik hingga 0,83% ke level 4.544,82.
Rupiah yang bergerak menuju pelemahan mingguan di pasar spot memberi tekanan terhadap IHSG. Mata uang Garuda hari ini sempat melemah hingga menembus level Rp13.600 setelah Bank Indonesia membuka peluang pelonggaran moneter.
“Nilai tukar rupiah yang melemah, tren perdagangan di akhir pekan , dan aksi ambil untung setelah reli berkepanjangan akan memberikan tekanan pada indeks,” kata Tim Riset Samuel Sekuritas.
Muhammad Wafi, analis teknikal dari Bahana Securities, menambahkan paket kebijakan IV masih belum berdampak pada IHSG karena pelaku pasar masih bimbang atas dampak paket kebijakan kepada kinerja emiten.
“Pemerintah sepertinya mencoba untuk proburuh dengan mengeluarkan paket kebijakan pengupahan baru. Ini memberatkan dunia usaha, pengusaha harus mengeluarkan biaya upah lebih tinggi tiap tahun. Namun, hari ini ada agenda buruh untuk demo. Agak membingungkan,” kata Wafi.
Dari 519 saham yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia, sebanyak 86 saham menguat, 139 saham melemah, dan 294 saham stagnan.
PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dan PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) menjadi beban utama indeks. BBCA turun 1,54%, sedangkan UNVR melemah 1,18%.
Di sisi lain, PT United Tractors Tbk (UNTR) memimpin saham yang menguat dengan kenaikan 3,13%. Saham PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA) menguat tajam dengan kenaikan 9,17%.
Dari 9 indeks sektoral IHSG yang terdaftar di Bloomberg, sebanyak 5 indeks sektoral melemah dan 4 indek sektoral menguat. Indeks sektor pertambangan merosot paling tajam, turun 1,27%.
Indeks Bisnis27 melemah 0,12% pada jeda siang ke level 379,39. Bisnis27 berbalik melemah setelah dibuka naik 0,73% dan bergerak fluktuatif antara level 379,14—384,01.