Bisnis.com, JAKARTA— Rupiah rebound, menguat 0,26% naik 38 poin ke Rp14.653 per dolar AS. Bagaimana pergerakan rupiah sepanjang hari ini? Ikuti lajunya secara live sejak pembukaan hingga penutupan.
Rupiah rebound, menguat 0,26% naik 38 poin ke Rp14.653 per dolar AS. Pada hari ini, Bank Indonesia juga baru saja mengeluarkan rangkaian kebijakan sebagai pelengkap paket kebijakan pemerintah. Paket kebijakan tersebut diperkirakan bertujuan meredam spekulasi di pasar valas.
Rupiah menguat 54 poin atau 0,37% ke Rp14.637.
Sementara itu Bank Indonesia mengeluarkan sejumlah paket kebijakan dalam upaya stabilisasi nilai tukar rupiah pada hari ini, Rabu (30/9/2015).
Paket kebijakan yang dikeluarkan Otoritas Moneter ini sebagai kelanjutan paket kebijakan pada tanggal 9 September 2015.
Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Mirza Adityaswara mengatakan paket kebijakan lanjutan tersebut difokuskan pada 3 pilar kebijakan yakni menjaga stabilitas nilai tukar rupiah, memperkuat pengelolaan likuiditas rupiah, dan memperkuat pengelolaan penawaran dan permintaan valuta asing (valas).
"Sinergi kebijakan Bank Indonesia dan pemerintah melalui paket kebijakan September II ini diharapkan dapat memperkuat stabilitas makroekonomi dan struktur perekonomian Indonesia, termasuk sektor keuangan sehingga semakin berdaya tahan," ujarnya saat konferensi pers di Gedung BI, Rabu (30/9/2015).
Mirza menuturkan Bank Sentral menjaga stabilitas nilai tukar rupiah dengan kehadiran di pasar valas domestik dalam melakukan stabilisasi nilai tukar rupiah diperkuat dengan intervensi di pasar forward.
Di samping melakukan intervensi di pasar spot, Bank Indonesia juga akan melakukan intervensi di pasar forward guna dapat menyeimbangkan penawaran dan permintaan di pasar forward.
"Upaya menjaga keseimbangan pasar forward semakin penting dalam mengurangi tekanan di pasar spot," katanya.
Otoritas moneter ini juga memperkuat pengelolaan likuiditas rupiah dengan mengendalikan likuiditas rupiah diperkuat dengan menerbitkan Sertifikat Deposito Bank Indonesia (SDBI) 3 bulan dan Reverse Repo SBN dengan tenor 2 minggu.
Penerbitan instrumen operasi pasar terbuka (OPT) tersebut dimaksudkan untuk mendorong penyerapan likuiditas sehingga bergeser ke instrumen yang bertenor lebih panjang.
"Pergeseran likuiditas ke tenor yang lebih panjang diharapkan dapat mengurangi risiko penggunaan likuiditas Rupiah yang berlebihan pada kegiatan yang dapat meningkatkan tekanan terhadap nilai tukar rupiah," ucap Mirza.
Bank Indonesia juga akan memperkuat pengelolaan penawaran dan permintaan valuta asing (valas).
"Kami akan memperkuat pengelolaan penawaran dan permintaan valas
Mirza mengatakan yang dilakukan Bank Sentral dalam memperkuat pengelolaan penawaran dan permintaan valuta asing (valas) yakni penguatan kebijakan untuk mengelola supply & demand valas di pasar forward.
"Kebijakan ini bertujuan mendorong transaksi forward jual valas atau rupiah dan memperjelas underlying forward beli valas atau rupiah," ujarnya.
Hal tersebut dilakukan dengan meningkatkan threshold forward jual yang wajib menggunakan underlying dari semula US$ 1juta menjadi US$5 juta per transaksi per nasabah dan memperluas cakupan underlying khusus untuk forward jual, termasuk deposito valas di dalam negeri dan luar negeri.
Selain itu, Bank Sentral menerbitkan Surat Berharga Bank Indonesia (SBBI) valas yang akan mendukung pendalaman pasar keuangan, khususnya pasar valas.
"Kami juga akan melakukan penurunan holding period SBI dari 1 bulan menjadi 1 minggu untuk menarik aliran masuk modal asing," ucapnya.
Mirza menuturkan penguataan suplai dan demand valas dilakukan dengan pemberian insentif pengurangan pajak bunga deposito kepada eksportir yang menyimpan Devisa Hasil Ekspor (DHE) di perbankan Indonesia atau mengkonversinya ke dalam rupiah, sebagaimana yang telah disampaikan oleh Pemerintah.
"Kebijakan ini diharapkan dapat mendorong DHE untuk menetap lebih lama di dalam negeri," katanya.
Bank Sentral, tambah Mirza, mendorong transparansi dan meningkatkan ketersediaan informasi atas penggunaan devisa dengan memperkuat laporan lalu lintas devisa (LLD).
Dalam hal ini, pelaku LLD wajib melaporkan penggunaan devisanya dengan melengkapi dokumen pendukung untuk transaksi dengan nilai tertentu.
"Ketentuan ini sejalan dengan UU No.24 tahun 1999 tentang Lalu Lintas Devisa dan Sistem Nilai Tukar dimana Bank Indonesia berwenang meminta keterangan dan data terkait lalu lintas devisa kepada penduduk," tutur Mirza.
Rupiah menguat 53 poin atau 0,36% ke Rp14.638/US$.
Mungkinkah rupiah bisa menguat hingga menembus level ke bawah 14.600?
“Agak sulit ya. (Penguatan hari ini) mayoritas (didorong sentimen) eksternal. Mengingat semalam (penutupan perdagangan Selasa) indeks dolar melemah walaupun tipis. Pasar sekarang ini tunggu data pengangguran AS yang akan dirilis Jumat dan data inflasi dalam negeri. Paket kebijakan dua turut (menjadi sentimen pendorong). Namun pasar menunggu tahapan realisasinya. Paket dua ini better (lebih baik) dari paket satu,” kata Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia Rangga Cipta dalam risetnya yang diterima hari ini, Rabu (30/9/2015).
Rupiah menguat 34 poin ke atau 0,23% ke Rp14.657/US$.
Harga jual dan beli dolar di sejumlah bank, Rabu (30/9/2015)
Bank | Pk. WIB | Jual (Rp/US$) | Beli (Rp/US$) |
Mandiri | 10:39 | 14.660 | 14.625 |
BCA | 12:38 | 14.655 | 14.635 |
BNI | 08:30 | 14.745 | 14.555 |
Danamon | 08:20 | 14.750 | 14.550 |
Sumber: Masing-masing laman perbankan
Rupiah diperdagangkan menguat 0,28% atau terapresiasi 41 poin ke Rp14.650 per dolar AS saat perdagangan bursa saham memasuki jeda siang.
Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) menguat 71 poin pada Rabu (30/9/2015). Paket kebijakan II yang lebih terperinci dinilai bisa membuat rupiah lebih stabil.
Data yang diterbitkan BI menempatkan Jisdor di Rp14.657 per dolar AS, terapresiasi 71 poin atau menguat 0,48% dari kurs kemarin.
Rupiah menguat 34 poin atau 0,23% ke Rp14.657.
“Sejumlah investor asing melepas dolar. Juga ada gerakan asing masuk ke bursa. Dow Jones juga menguat,” kata Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra saat dihubungi hari ini, Rabu (30/9/2015).
Rupiah menguat 21 poin atau 0,14% ke Rp14.670/US$.
Rupiah makin menguat, salah satunya merespons paket kebijakan ekonomi II yang digelontorkan pemerintah kemarin.
Seperti diketahui pemerintah kembali menelurkan paket kebijakan ekonomi yang bertajuk paket kebijakan tahap II.
Dalam paket terbaru ini, pemerintah memilih fokus untuk mengeluarkan kebijakan untuk mempermudah investasi.
Paket Kebijakan Ekonomi Jilid I yang diumumkan langsung oleh Presiden Joko Widodo pada 9 September 2015, Paket Kebijakan Ekonomi Jilid II kali ini disampaikan oleh sejumlah menteri Kabinet Kerja.
Rupiah masih konsisten menguat hingga perdagangan di bursa saham dibuka, diperdagangkan menguat 20 poin atau 0,14% ke Rp14.671 per dolar AS.
Mata uang di Asia Tenggara kompak menguat.
Dolar Singapura (+0,08%), peso Filipina (+0,12%), ringgit Malaysia (+0,31%), baht Thailand (+0,13%), dan rupiah menguat 0,24% ke Rp14.655/US$.
Samuel Sekuritas Indonesia memprediksi nilai tukar rupiah atas dolar Amerika Serikat pada perdagangan hari ini, Rabu (30/9/2015) berpeluang ditutup menguat.
“Rupiah berpeluang (ditutup) menguat hari ini. Selain didukung faktor domestik, juga berpeluang terbantu dollar index yang turun dini hari tadi,“ kata Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia Rangga Cipta dalam risetnya yang diterima hari ini, Rabu (30/9/2015).
Dikemukakan rupiah yang terbawa arus penguatan dolar di pasar Asia semenjak Selasa pagi, berhasil mengoreksi pelemahannya menjelang pengumuman paket kebijakan jilid II.
Hal itu juga diikuti oleh IHSG yang berhasil membalik pelemahan tajam, menjadi penguatan tajam.
Paket kebijakan II yang ditujukan untuk mendorong investasi serta peningkatan devisa, memberikan rincian lebih baik dari paket kebijakan I, sehingga mampu mengangkatharapan pertumbuhan serta stabilitas rupiah ke depan.
Sementara itu kemarin India memangkas suku bunga acuan 50 bps (-125 bps ytd), untuk mendorong permintaan domestik sebagai respons atas perlambatan global dan inflasi yang turun ke 3,8% YoY.
Tetapi pemangkasan tidak terjadi merata di seluruh bank sentral terutama di negara yang mengalami depresiasi kurs tajam, seperti Kyrgyzstan, Kolombia, Trinidad & Tobago dan Georgia yang justru menaikkan suku bunga acuannya.
“Angka inflasi Zona Euro ditunggu sore ini,” kata Rangga.
Bloomberg Dollar Index mengemukakan saat dibuka hari ini, Rabu (30/9/2015) rupiah menguat 4 poin atau 0,03% ke Rp14.687/US$.
“Rupiah hari ini (30/9/2015) diperkirakan akan bergerak dikisaran 14.570-14.743 dengan kecenderungan menguat,“ kata Analis Teknikal Bahana Securities Muhammad Wafi dalam risetnya.
NH Korindo Securities Indonesia memperkirakan kurs tengah Bank Indonesia nilai tukar rupiah pada perdagangan hari ini, Rabu (30/9/2015) bergerak di kisaran Rp14.700—Rp14.735.
Rabu, indeks dolar AS dibuka menguat 0,05% ke 95,901
Selasa, indeks dolar AS ditutup melemah 0,19% ke 95,855
Bloomberg Dollar Index mengemukakan pada Selasa (29/9/2015) rupiah ditutup melemah 17 poin atau 0,12% ke Rp14.691 per dolar AS.