Bisnis.com, JAKARTA— Harga obligasi kembali melemah di hari keenam.
Data dari Bloomberg menyebutkan harga obligasi pemerintah bertenor 10 tahun seri FR 56, pada hari ini, Senin (28/9/2015) pk. 09:55 WIB melemah 2,82 basis poin atau 0,3% ke 92,184%.
Sementara itu yield naik 4,4 basis poin atau 0,47% ke 9,539.
“Pagi ini pasar obligasi di buka kembali dengan potensi melemah terbatas. Begitu pun rupiah yang berpotensi kembali melemah hari ini,” kata Maximilianus Nico Demus L, Fixed Income Analyst Samuel Sekuritas Indonesia dalam risetnya yang diterima hari ini, Senin (28/9/2015).
Dikemukakan pada perdagangan hari ini, pasar obligasi diperkirakan akan sedikit menurun frekuensinya. Mengingat ada lelang yang digelar pemerintah besok, Selasa (29/9/2015).
Nico mengatakan yield surat utang negara (SUN) naik setelah rupiah mendekati 14.700.
“Yield SUN naik hampir pada semua tenor, dengan kenaikan terbesar terlihat pada tenor menengah dan panjang,” kata Nico.
Yield SUN naik, tambahnya, mengikuti pelemahan IHSG serta pelemahan rupiah, yang terutama terpicu oleh isu buruk pertumbuhan dan penurunan harga komoditas.
Dikemukakan kenaikan jumlah target lelang obligasi tahun depan, sedikit membebani pasar. Tetapi masih terbatas.
“Perhatian mulai beralih ke isu inflasi yang angkanya diumumkan di awal Oktober. Inflasi diperkirakan melambat di Oktober akibat tekanan deflasi global yang mulai mempengaruhi harga barang domestik,” kata Nico.
Rendahnya daya beli masyarakat juga mendorong inflasi rendah, ujarnya, walaupun di tengah isu kekeringan dan depresiasi tajam rupiah.
Nico mengatakan inflasi yang lebih rendah berpeluang menambah sentimen positif ke pasar SUN, walaupun penguatan yang signifikan diperkirakan belum akan terjadi jika rupiah masih berada pada lajur depresiasi.
Total transaksi dan total frekuensi menurun di bandingkan hari sebelumnya. Total transaksi di dominasi oleh obligasi berdurasi 7 – 10 tahun, di ikuti oleh 3 – 5 tahun, dan 5 – 7 tahun.
Nico mengatakan di tengah kenaikkan yield pasar obligasi, para pelaku pasar dan investor mulai kembali masuk di pasar obligasi jangka menengah, karena memberikan yield yang tinggi di tengah tekanan yang di berikan rupiah.
Laju obligasi pemerintah tenor 10 tahun seri FR56
Tanggal | Harga (%) | Yield |
Pk. 09:55 WIB (28 September) | 92,184 (-0,30%)
| 9,539 (+4,4 basis poin)
|
25 September | 92,466 (-0,51%)
| 9,495 (+7,4 basis poin)
|
Sumber: Bloomberg, 2015