Bisnis.com--SURABAYAPT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk atau Bank Jatim belum memutuskan untuk melakukan buyback di waktu dekat ini kendati beberapa waktu lalu pihak menajemen berencana mengekekusi buyback dengan menggunakan dana pensiun pegawai Bank Jatim.
Sebelumnya, pihaknya juga sedang menyiapkan permohonan terhadap Otoritas Jasa Keuangan (OJK) agar bisa bermain di capital market. Tujuannya, agar 20% dana pensiun bisa diinvestasikan dengan membeli saham Bank Jatim sendiri di bursa efek.
Dirut Bank Jatim R. Soeroso mengatakan pihaknya masih menimbang dan melihat dengan jeli untuk melakukan aksi buyback di tengah kondisi saham yang terpuruk. "Kami masih melihat dulu, tidak buru-buru. Tunggu warning dari OJK. Kalu sudah sudah ada [peringatan] ya kami lakukan itu [buyback]," katanya, Jumat (18/9).
Kendati demikian, pihaknya tidak menampik buyback apabila sahamnya terdepresiasi lebih jauh. Aksi tersebut dinilai bakal mengamankan nilai saham perseroan. Namun Soreoso masih harus melihat situasi sampai mana pihaknya membeli kembali sahamnya.
"Kami masih rundingkan dulu di kisaran harga saham berapa nanti kami akan buyback. Kalau jatuh terlalu jauh ya mau tidak mau buyback," terangnya.
Dia berharap pergerakan saham Bank dengan kode BJTM ini bisa lebih stabil diangka Rp431 hingga Rp580 per lembarnya.
"Angka Rp 580 adalah harga saham tertinggi BJTM sebelumnya. Dan upaya ini juga dibarengi dengan gerakan sosialisasi ke kalangan pengusaha, umum dan mahasiswa untuk memiliki saham Bank Jatim sebagai investasi yang menjanjikan," harapnya.
Bahkan khusus untuk kalangan kampus, Bank Jatim akan melakukan roadshow ke enam kampus. Adapun semua peserta sosialisasi yang terdaftar dan hadir akan mendapatkan 1 lot atau 100 lembar saham Bank Jatim.
Soreoso menambahkan pihaknya tidak akan lakukan aksi buybacksepanjang saham BJTM masih laku di pasaran
Saat ini aset dana pensiun Bank Jatim mencapai Rp500 miliar. Apabila perseroan benar melakukan buyback sebesar 20% dari dana pensiun, maka sekitar Rp200 miliar bakal diinvestasikan di dunia saham.