Bisnis.com, JAKARTA—Harga CPO di Bursa Malaysia terkoreksi setelah 4 hari menguat pada Jumat (11/9/2015) seiring penguatan ringgit di pasar spot.
Kontrak berjangka CPO untuk November 2015, kontrak teraktif di Bursa Malaysia, dibuka melemah 0,32% ke harga 2.150 ringgit atau Rp7,15 juta per ton.
Komoditas tersebut terus diperdagangkan lebih murah dari harga penutupan kemarin. Pada pukul 10:25 WIB, CPO melemah 0,19% ke harga 2.153 ringgit per ton.
Kontrak terkoreksi setelah ditutup menguat selama 4 hari berturut-turut. Harga CPO telah menanjak 15,53% dari level terendah pada 28 Agustus 2015.
CPO berhenti menguat seiring tren positif pada nilai tukar ringgit. Mata uang ringgit telah terapresiasi selama 2 hari dan menguat lebih dari 0,6%. Ringgit hari ini berfluktuasi tajam antara penguatan hingga 0,74% dan pelemahan hingga 0,30%.
Perdagangan CPO di Bursa Malaysia pekan ini ditopang oleh sentimen positif dari Indonesia dan India. Produksi CPO Indonesia, produsen CPO terbesar dunia, diprediksi kurang 300.000—450.000 ton dari target 31,5 juta ton.
Adapun impor CPO India, negara konsumen CPO terbesar dunia, telah naik selama 8 bulan berturut-turut akibat kekeringan yang mengganggu produksi minyak nabati lokal.
Pergerakan Harga Kontrak CPO November 2015
Tanggal | Level | Perubahan |
11/9/2015 (10.29 WIB) | 2.153 | -0,19% |
10/9/2015 | 2.157 | +2,08% |
9/9/2015 | 2.113 | +1,00% |
8/9/2015 | 2.092 | +2,15% |
7/9/2015 | 2.048 | +0,84% |
Sumber: Bloomberg