Bisnis.com, JAKARTA— Samuel Sekuritas Indonesia memprediksi tekanan kurs rupiah atas dolar Amerika Serikat pada perdagangan hari ini, Jumat (7/8/2015) berpotensi mereda.
“Tekanan pelemahan rupiah berpeluang sedikit mereda hari ini,” kata Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia Rangga Cipta dalam risetnya yang diterima hari ini, Jumat (7/8/2015).
Dikemukakan indeks dolar makin melemah, dan harga minyak mentah belum berhenti turun.
Rangga mengatakan jobless claims yang naik, mampu mengoreksi harapan kenaikan suku bunga AS, sehingga indeks dolar melemah. Walaupun hanya tipis hingga dini hari tadi.
Harga minyak yang terus turun, ujarnya, masih menopang sentimen penguatan dolar di pasar global.
Bersamaan dengan itu, tambahnya, yield obligasi global juga perlahan turun. Sejalan dengan ekspektasi inflasi yang turun.
“Belum ada pertanda El nino mendongkrak harga komoditas pertanian global. Pertemuan Bank of Japan ditunggu siang ini,” kata Rangga.
Rangga mengatakan rupiah bergerak tipis, tetapi masih dengan kecenderungan pelemahan.
Dolar masih kuat di Asia walaupun indeks dolar sudah perlahan turun.
“Optimisme terhadap pertumbuhan ekonomi mulai muncul, sehingga bisa mencegah rupiah untuk melemah tajam. Tentu dibantu oleh intervensi BI di pasar valas yang semakin aktif,” kata Rangga.
Namun, ujarnya, intervensi bisa berujung pada penurunan cadangan devisa yang sangat menentukan tingkat kenyamanan investor asing.
“Angkanya untuk Juli akan datang siang ini diperkirakan masih berada di tren penurunan,” kata Rangga.