Bisnis.com, JAKARTA— Samuel Sekuritas Indonesia memprediksi kurs rupiah atas dolar Amerika Serikat pada perdagangan hari ini, Kamis (23/7/2015) masih dalam tekanan.
“Rupiah diperkirakan hari ini masih dalam tekanan pelemahan,” kata Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia Rangga Cipta dalam risetnya yang diterima hari ini, Kamis (23/7/2015).
Dikemukakan rupiah secara umum masih tertekan, walaupun isu utang Yunani sudah mereda.
Indikator pertumbuhan domestik yang masih belum membaik menjadi dominan mendorong sentimen negatif yang masih menguasai pasar.
Inflasi yang relatif rendah di sepanjang bulan Ramadan justru tidak dibaca sebagai pencapaian, melainkan indikator tambahan jika saat ini daya beli tertekan.
Sementara itu, ujarnya, euforia tercapainya kesepakatan antara Yunani dan Uni Eropa serta dilunasinya utang kepada IMF, mulai ditekan oleh penolakan parlemen Yunani terhadap agenda reformasi yang disyaratkan oleh Troika.
Paket pinjaman tidak akan diberikan, tambahnya, jika persyaratan tidak segera diberi payung hukum. Tsipras dikemukakan masih lobi parlemen.
Yield obligasi Yunani 10 tahun mulai naik dari kisaran 11% ke 12%.
“Situasi itu mempertahankan tren kenaikan dollar index yang dimulai sejak bulan lalu, walaupun belum ada tanda Fed Rate akan naik lebih cepat dari perkiraan,” kata Rangga.