Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PMN Cair, Anggaran Jalan Tol Waskita Karya (WSKT) Melonjak Triliunan Rupiah

Kontraktor pelat merah PT Waskita Karya (Persero) Tbk. segera tancap gas dengan menggenjot pembangunan proyek jalan tol seiring dengan pencairan dana penerbitan saham baru melalui mekanisme rights issue senilai Rp5,3 triliun.
PT Waskita Karya (Persero) Tbk. segera tancap gas dengan menggenjot pembangunan proyek jalan tol seiring dengan pencairan dana penerbitan saham baru melalui mekanisme rights issue senilai Rp5,3 triliun./JIBI
PT Waskita Karya (Persero) Tbk. segera tancap gas dengan menggenjot pembangunan proyek jalan tol seiring dengan pencairan dana penerbitan saham baru melalui mekanisme rights issue senilai Rp5,3 triliun./JIBI

Bisnis.com, JAKARTA--Kontraktor pelat merah PT Waskita Karya (Persero) Tbk. segera tancap gas dengan menggenjot pembangunan proyek jalan tol seiring dengan pencairan dana penerbitan saham baru melalui mekanisme rights issue senilai Rp5,3 triliun.

Pemerintah akan segera menyerap saham baru emiten berkode WSKT tersebut dengan pencairan dana Penyertaan Modal Negara (PMN) pada akhir bulan ini. Pemerintah melalui Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menyiapkan dana Rp3,5 triliun untuk menyerap rights issue WSKT, sedangkan publik diperkirakan menyerap Rp1,8 triliun.

Sekretaris Perusahaan Waskita Karya Antonius Yulianto Nugroho mengatakan perseroan menaikkan anggaran belanja modal (capital expenditure/capex) sepanjang tahun sebesar 140,8% menjadi Rp4,36 triliun dari alokasi sebelumnya Rp1,81 triliun.

"PMN akan cair tinggal satu tahap lagi. Setelah itu, kami merevisi belanja modal menjadi Rp4,36 triliun. Khusus untuk investasi tol saja Rp2,4 triliun," ungkapnya pekan lalu.

Lebih rinci, alokasi Capex untuk investasi tol meningkat 599,8% menjadi Rp2,4 triliun dari target awal Rp349 miliar. Investasi divisi realty naik 117% menjadi Rp1 triliun dari Rp826 miliar dan beton precast naik 63% menjadi Rp476 miliar dari Rp291 miliar.

Khusus investasi jalan tol, manajemen Waskita Karya memerkirakan kebutuhan dana mencapai Rp30 triliun. Dana tersebut akan digunakan untuk pembangunan enam proyek jalan tol yang tengah dibangun oleh perseroan.

Kebutuhan dana tersebut dipastikan tidak dapat dipenuhi sepenuhnya dari kas internal maupun perolehan hasil rights issue. Sehingga, manajemen Waskita Karya akan mencari sumber pendanaan lain, termasuk pinjaman perbankan dan emisi obligasi.

Kontraktor pelat merah itu masih memiliki standby loan Rp7 triliun dari tiga bank BUMN, yakni PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk., PT Bank Mandri (Persero) Tbk., dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk.

Selain itu, Waskita juga berencana untuk menerbitkan sisa Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) I senilai Rp1,5 triliun pada Oktober-November tahun ini. Perseroan telah menerbitkan PUB I tahap I senilai Rp500 miliar pada akhir tahun lalu.

Antonius mengaku tak khawatir dengan peningkatan rasio utang terhadap ekuitas (debt to equity ratio/DER) perseroan. DER Waskita Karya dapat ditingkatkan hingga 3 kali mencapai Rp15 triliun dari saat ini sebesar 1 kali atau Rp2,8 triliun.

"Pencairan rights issue dapat membuat modal perseroan meningkat, DER juga turun sehingga plafon bertambah. Pinjaman dari bank bisa mencapai Rp15 triliun, tapi kami juga akan melihat arus kas jika ingin ditarik tahun ini," paparnya.

Per akhir Mei 2015, serapan belanja modal perseroan mencapai Rp575 miliar. Serapan itu mencapai 31,9% dari total belanja modal yang dianggarkan sejak awal tahun Rp1,81 triliun.

Peningkatan alokasi belanja modal, sambungnya, dipastikan dapat meningkatkan kinerja keuangan perseroan. Target laba dan pendapatan perseroan sepanjang tahun ini dipastikan akan direvisi naik dari target awal.

Kendati demikian, Antonius belum bersedia mengutarakan revisi target bottom line dan top line perseroan karena masih menunggu pencairan dana PMN dari Kementerian BUMN sebagai kuasa pengguna anggaran.

Hingga akhir Mei, Waskita mengantongi laba bersih Rp70 miliar, naik 239,8% dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu. Perolehan laba perseroan mencapai 10,6% dari total target awal tahun Rp650 miliar.

Pada periode yang sama, Waskita mengantongi pendapatan Rp2,9 triliun atau naik 36% year-on-year. Pendapatan dalam lima bulan itu mewakili 23% dari total target awal Rp13 triliun.

Perolehan kontrak baru yang diraup Waskita mencapai Rp5,7 triliun hingga pekan pertama Juni 2015. Jumlah tersebut setara dengan 24,3% dari total target hingga akhir tahun Rp23,4 triliun.

"Kinerja laba di semester pertama kemungkinan baru mencapai 10%-20% dan sisanya 80% di akhir tahun. Sedangkan, pendapatan 30%-35% pada paruh pertama, dan 65%-70% sisanya pada semester kedua," jelasnya.

Dia memastikan, Waskita Karya tidak mengajukan suntukan modal dari pemerintah pada APBN 2016. Perseroan akan kembali mengajukan rights issue pada 2017 dengan target perolehan dana Rp4,7 triliun yang berasal dari PMN Rp3,1 triliun dan publik Rp1,6 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Sukirno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper