Bisnis.com, JAKARTA—Rupiah menguat bersama sebagian besar mata uang regional pada Senin (22/6/2015) di saat investor global melepas obligasi pemerintah Amerika Serikat.
Perdagangan rupiah hari ini ditutup dengan kenaikan 0,20% ke Rp13.306 per dolar AS.
Mata uang Garuda hari ini dibuka naik 0,10% ke Rp13.319 per dolar AS dan seharian bergerak pada kisaran Rp13.279–Rp13.333 per dolar AS.
Apresiasi juga terjadi pada mayoritas mata uang negara Asia, terutama won Korea Selatan yang menguat 0,74%.
Penguatan tersebut sejalan dengan aliran dana yang sebelumnya terparkir di US Treasuries. Imbal hasil T-Bond bertenor 10 tahun turun hampor 6 basis poin pada pukul 16.32 WIB ke 2,318%.
Di sisi lain, yield SUN permerintah RI bertenor 10 tahun terus merosot sejak Rabu pekan lalu dan telah ada di level 8,356% pada pukul 16.08 WIB.
Pergerakan dana ke aset yang lebih berisiko antara lain terdorong oleh sentimen positif dari Eropa.
Perdana Menteri Yunani Alexis Tsipras diberitakan telah meyerahkan proposal baru yang lebih sesuai dengan keinginan negara kreditor dari Zona Euroa.
Nilai tukar rupiah di pasar spot lebih kuat dibandingkan dengan kurs tengah Bank Indonesia yang hari ini ditetapkan di Rp13.318 per dolar AS.
Pergerakan Rupiah di Bloomberg Dollar Index
Tanggal | Nilai | Perubahan |
22/6/2015 | Rp13.306 | +0,20% |
19/6/2015 | Rp13.332 | -0,19% |
18/6/2015 | Rp13.307 | +0,31% |
17/6/2015 | Rp13.348 | — |
16//62015 | Rp13.348 | -0,17% |
sumber: Bloomberg