Bisnis.com, JAKARTA—Rupiah kembali tertekan pada Jumat (19/6/2015) di saat dolar Amerika Serikat rebound dari level terendah 1 bulan.
Perdagangan rupiah hari ini ditutup dengan pelemahan 0,19% ke Rp13.332 per dolar AS. Sepanjang pekan ini, rupiah naik tipis 0,02%.
Mata uang Garuda seharian tertekan pada kisaran Rp13.310—Rp13.338 per dolar AS setelah dibuka melemah tipis 0,05% ke Rp13.313 per dolar AS.
Pelemahan rupiah seiring dengan penguatan indeks dolar yang kemarin jatuh ke level terendah 1 bulan tertekan sentimen The Fed.
Bank sentral AS kemarin menyatakan akan menaikkan suku bunga acuan dengan perlahan. Sinyal tersebut mendorong investor melepas dolar AS dan masuk ke aset lain yang lebih berisiko.
Obligasi pemerintah RI hari ini meneruskan penguatan dengan yield SUN bertenor 10 tahun turun 1 basis poin ke 8,443%.
Imbal hasil yang tinggi dan rupiah yang cenderung stabil telah mendorong investor luar negeri ke pasar SUN Indonesia.
Kepemilikan SUN oleh asing meningkat Rp5,59 triliun sejak yield SUN bertenor 10 tahun mencapai puncak 8,711% pada 8 Juni 2015.
Nilai tukar rupiah di pasar spot lebih lemah dibandingkan dengan kurs tengah Bank Indonesia yang hari ini ditetapkan di Rp13.324 per dolar AS.
Pergerakan Rupiah di Bloomberg Dollar Index
Tanggal | Nilai | Perubahan |
19/6/2015 | Rp13.332 | -0,19% |
18/6/2015 | Rp13.307 | +0,31% |
17/6/2015 | Rp13.348 | — |
16//62015 | Rp13.348 | -0,17% |
15/6/2015 | Rp13.326 | +0,07% |
sumber: Bloomberg