Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Stress Test Rp25.000 per Dolar AS Yang Diisukan Analis Singapura Terlalu Ekstrem

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Nelson Tampubolon menilai skenario stress test Rp25.000 per dolar AS terlalu ekstrem. Untuk hasil stress test dengan skenario kurs Rp17.000 per dolar, didapati hasil yang baik.
Ilustrasi seorang pegawai bank tengah menghitung penukaran uang rupiah dengan dolar AS/Bisnis.com
Ilustrasi seorang pegawai bank tengah menghitung penukaran uang rupiah dengan dolar AS/Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA -- Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Nelson Tampubolon menilai skenario stress test Rp25.000 per dolar AS terlalu ekstrem.

Jika stress test dilakukan, misalnya dengan asumsi Rp20.000 per dolar AS, diperlukan penguatan modal dan pengelolaan treasury yang baik agar agar bank-bank domestik tidak terbanting dan tahan menghadapi guncangan.

“Kondisi Indonesia saat ini sangat jauh berbeda dibandingkan dengan 1997/1998. Saat ini, jauh lebih kuat dan lebih siap untuk menghadapi dinamika global,” kata Nelson.

Stress test adalah cara menguji seberapa kuat perbankan menghadapi perubahan eksternal termasuk dengan asumsi pergerakan nilai tukar terhadap dolar AS dengan kisaran tertentu. (BACA: Rupiah Diprediksi HIngga Rp25.000?)

Pernyataan Nelson itu seperti menanggapi pendapat analis dari Nanyang University Singapura, yang menghembuskan isu bahwa rupiah bisa saja menembus Rp25.000 per dolar AS.

Beberapa kalangan menganggap pandangan ini berbahaya, karena dapat menjerumuskan Indonesia ke dalam self fulfilling prophecy, atau benar bisa terjadi karena persepsi, apabila dipercayai.

Karena itu patut dipertanyakan motif di balik pengungkapan angka stress test oleh analis dari Singapura tersebut.

Deputi Gubernur Bi Halim Alamsyah mengungkapkan BI telah menyiapkan skenario jika sewaktu-waktu the Fed menaikkan suku bunga secara cepat dan bila terjadi ke naikan perlahan. “Kita punya banyak regulasi yang menerapkan asas kehatihatian. BI akan tetap menjaga stabilitas ekonomi,” katanya.

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia Tirta Segara mengungkapkan bank sentral selalu siaga dengan mengadakan stress test terhadap kondisi ekonomi. Tirta mengungkapkan skenario stress test yang pernah digunakan adalah Rp17.000 per dolar.

Untuk hasil stress test dengan skenario kurs Rp17.000 per dolar, didapati hasil yang baik. Tirta menuturkan dengan adanya peraturan posisi devisa netto maka bank-bank sudah lebih berhati-hati dalam mengelola posisi valuta asing, baik aset hingga liabilities.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper