Bisnis.com, JAKARTA— NH Korindo Securities Indonesia menilai prediksi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang hingga mencapai Rp25.000/US$ masih sangat jauh.
Kepala Riset NH Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada mengatakan potensi pelemahan rupiah memang tetap harus diwaspadai, tetapi belum akan anjlok hingga Rp25.000/US$.
“Pelemahan hingga ke Rp25.000/US$ itu masih sangat jauh. Hingga akhir tahun ini, kalaupun rupiah melemah kami memprediksi pelemahannya di kisaran Rp13.500-Rp13.800. Jika bisa menguat ke kisaran Rp12.900-Rp13.000 itu sudah bagus,” paparnya saat dihubungi Bisnis, Jumat (29/5/2015).
Reza mengatakan pergerakan mata uang tidak akan terlepas dari kondisi fundamental suatu negara, bagaimana pertumbuhan ekonominya serta kebijakan pemerintah.
“Misalnya saja dolar AS yang menguat, itu bukan semata-mata karena adanya potensi kenaikan Fed Rate, tetapi lebih kepada optimisme The Fed terhadap ekonominya yang akan pulih,” jelasnya.
Untuk nilai tukar rupiah sendiri, Reza mengatakan pelaku pasar melihat bagaimana kebijakan Bank Indonesia serta pemerintah untuk terus menopang pertumbuhan ekonomi.
Pelaku pasar, lanjutnya, akan bereaksi negatif jika implementasi kebijakan pemerintah terlalu lambat. Bukan hanya kebijakan moneter tetapi juga realisasi kebijakan-kebijakan di sektor riil perlu diperhatikan.
“Selama ini BI sudah melakukan berbagai intervensi, tetapi kondisi riil masih belum kelihatan. Misalnya saja progress rencana pembangunan atau percepatan infrastruktur. Ini juga perlu dijaga pemerintah. Bukan hanya peresmian proyek, tetapi kelanjutan pembangunan proyek itu bagaimana. Jangan hanya jadi seremonial saja,” tambahnya.
Dia juga kembali mengingatkan jika pemerintah tidak mengantisipasi perlambatan ekonomi, maka keterpurukan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS masih bisa terus terjadi.
Sementara itu, pada pagi ini, rupiah terpantau menguat tipis 0,04% ke Rp13.218 pada pukul 09.39 WIB berdasarkan Bloomberg Dollar Index. Sebelumnya, rupiah ditutup melemah 0,26% ke Rp13.223 per dolar AS.