Bisnis.com, JAKARTA -- Sepanjang kuartal I/2015, PT Bekasi Fajar Industrial Estate Tbk. melakukan penjualan lahan industri seluas delapan hektare, dengan total perolehan mencapai US$16 juta.
Investor Relations Bekasi Fajar (BEST) Asa Siahaan mengatakan realisasi pendapatan prapenjualan (marketing sales) lahan industri kuartal I/2015 ini lebih tinggi dibandingkan dengan kuartal I/2014.
"Tahun lalu sekitar 3,5 hektare. Sekarang jauh lebih tinggi, dengan harga rata-rata US$200/m2. Untuk target sepanjang tahun masih tetap sama sekitar 35 hektare-40 hektare," katanya saat dihubungi Bisnis, Selasa (12/5/2015).
Dia menuturkan sebagian besar lahan industri yang telah terjual tersebut diserap oleh perusahaan yang bergerak di sektor otomotif. Dia menyebutkan permintaan masih tetap ada, namun investor membutuhkan waktu lebih untuk mengambil keputusan.
Menurutnya, penyerapan lahan industri sangat berkaitan dengan kondisi makro ekonomi. Di saat pertumbuhan ekonomi memperlihatkan perlambatan, sambungnya, permintaan terhadap lahan industri juga terpengaruh.
Lebih lajut, pada kuartal I/2015, BEST mencatatkan penjualan sebesar Rp178,26 miliar atau naik 12,3% dibandingkan dengan penjualan pada periode yang sama tahun sebelumnya Rp158,71 miliar. Di awal tahun ini, perseroan memperoleh Rp158,11 miliar dari penjualan tanah.
Walaupun begitu, laba bersih perseroan mengalami penurunan 16,4% dari Rp90,32 miliar menjadi Rp75,48 miliar. Penurunan laba tersebut dipengaruhi oleh meningkatnya beban yang harus ditanggung, termasuk rugi selisih kurs hingga Rp17,59 miliar.
Lalu, liabilitas BEST mengalami peningkatan 131,5% dari Rp803,49 miliar menjadi Rp1,86 triliun. Peningkatan tersebut diakibatkan melonjaknya utang bank perseroan dari Rp233,59 miliar menjadi Rp1,31 triliun.