Bisnis.com, JAKARTA-Setelah PT Indosmelt dan PT Medco Power Indonesia membatalkan rencana initial public offering di 2015, giliran PT Phapros Tbk. yang terancam gagal merealisasikan rencana tersebut di tahun ini.
Iswanto, Direktur Utama Phapros, mengatakan rencana perusahaan melantai bursa terancam molor akibat tidak kunjung terealisasinya aksi merger dengan sister company. Menurut rencana, Phapros akan digabungkan dengan PT Rajawali Nusindo yang bergerak di bidang distributor produk farmasi untuk meningkatkan nilai ekuitas.
Jika rencana merger tersebut terealisasi nilai ekuitas Phapros akan meningkat dua kali lipat. Saat ini perusahaan farmasi pelat merah tersebut memiliki ekuitas sekitar Rp400 miliar. Adapun ekuitas Rajawali Nusindo mencapai Rp500 miliar. Dengan ekuitas yang lebih besar perseroan optimistis bisa meraup dana jumbo saat melantai bursa.
“Kami sudah ajukan ke pemegang saham [Rajawali Nusantara Indonesia] tetapi belum ada persetujuan. Apalagi saat ini sedang ada pergantian direksi di RNI. Kami khawatir rencana IPO jadi molor ke 2016,” katanya kepada Bisnis, Senin (11/6).
Seperti diketahui, pekan lalu Menteri Badan Usaha Milik Negara Rini Soemarno resmi mencopot Ismed Hasan Putro sebagai Direktur Utama RNI. Menurut Iswanto, pergantian direksi ini akan berdampak terhadap rencana merger Phapros dengan Rajawali Nusindo.
Iswanto menuturkan pihaknya tetap mengupayakan untuk merealisasikan IPO di kuartal IV/2015. Namun, melihat perkembangan sampai saat ini pihaknya pesimistis target tersebut bisa terealisasi. Menurut catatan Bisnis, rencana IPO perusahaan pelat merah ini berlarut-larut. Perseroan berencana melepas 20%-25% saham dengan target raihan dana hingga Rp600 miliar.