Bisnis.com, PADANG— PT Bursa Efek Indonesia cabang Padang memprioritaskan sosialisasi ke kalangan mahasiswa dengan memperbanyak pembukaan Galery Pojok Bursa di kampus.
Kepala BEI cabang Padang Reza Shadat Sahmeini mengatakan lembaganya akan meningkatkan sosialisasi ke kalangan mahasiswa, karena dinilai lebih cepat memahami pasar modal.
“Prioritas ke mahasiswa dengan memperbanyak Galery Pojok Bursa di kampus, selain juga ke PNS dan masyarakat umum,” katanya, Senin (27/4/2015).
Dia menyebutkan saat ini, BEI cabang Padang sudah membuka tiga Galery Pojok Bursa di Universitas Andalas, Universitas Negeri Padang dan Politeknik Negeri Padang.
Ditargetkan dalam waktu dekat, di kampus besar lainnya, seperti Universitas Bung Hatta, Universitas Putra Indonesia, dan IAIN Imam Bonjol segera dibuka Galery Pojok Bursa untuk meningkatkan sosialisasi ke mahasiswa.
Selain kampus, BEI Padang juga membuka kelas rutin bagi masyarakat umum, serta menyasar pegawai negeri sipil di daerah. Apalagi, selama ini BEI cenderung menggarap kalangan menengah ke atas dan mahasiswa.
“Potensi PNS besar sekali, selain karena jumlahnya banyak, mengedukasi mereka tentang pasar modal juga lebih mudah,” ujar Reza.
Dia mengaku sudah beberapa kali roadshow ke kabupaten/kota untuk menjelaskan pasar modal ke kalangan PNS. Antusiasmenya, imbuh Reza, terbilang sangat tinggi.
Sementara itu, BEI cabang Padang optimistis target pertumbuhan investor 30% tahun ini terpenuhi menyusul angka pertumbuhan jumlah investor 6,5% atau bertambah 228 rekening di triwulan I/2015.
“Kami masih sangat yakin bisa tercapai. Agar target keseluruhan terpenuhi, kami sosialisasi ke kampus-kampus dan ke pegawai negeri,” katanya.
Dia mengatakan nilai transaksi rata-rata investor pasar modal Sumatra Barat mencapai Rp107,6 miliar per bulan sepanjang triwulan pertama tahun ini atau naik sekitar 3% dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp104,1 miliar per bulan.
Sedangkan secara akulatif, pertumbuhan jumlah investor pasar modal di Sumbar tahun lalu mencapai 3.559 rekening efek atau tumbuh 32,15% dari tahun sebelumnya yang hanya 2.693 rekening.
Nilai transaksi total tahunan mencapai Rp1,25 triliun dengan pertumbuhan transaksi 23,29% dari tahun sebelumnya Rp958 miliar. Sementara rerata transaksi bulanan tercatat Rp104 miliar.
“Tahun lalu, masih tumbuh cukup meyakinkan. Padahal pada 2013 transaksi sempat tumbuh negatif 0,53%, tahun ini semoga lebih baik,” katanya.
Reza menargetkan secara total pertumbuhan jumlah rekening efek investor mencapai 30% dengan pertumbuhan transaksi 25% di akhir tahun.
Dia optimistis target pertumbuhan tersebut dapat tercapai karena potensi Sumbar masih sangat besar. Apalagi, saat ini jumlah investor pasar modal di daerah itu baru menyentuh 0,07% dari jumlah penduduk Sumbar.