Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Chandra Asri, Perusahaan Milik Prajogo Pangestu Akan Berhenti Produksi

Perusahaan milik orang terkaya di Indonesia ke-48 versi majalah Forbes, Prajogo Pangestu, yakni PT Chandra Asri Petrochemical Tbk. (TPIA), akan berhenti berproduksi selama 3 bulan.
Pekerja PT Chandra Asri Petrochemical (CAP) menuangkan biji plastik (polypropylene) ramah lingkungan untuk bahan membuat kantong plastik yang mudah lapuk kembali menjadi tanah dalam tempo 4 bulan, di Cilegon, Banten, Selasa (12/11)./Antara
Pekerja PT Chandra Asri Petrochemical (CAP) menuangkan biji plastik (polypropylene) ramah lingkungan untuk bahan membuat kantong plastik yang mudah lapuk kembali menjadi tanah dalam tempo 4 bulan, di Cilegon, Banten, Selasa (12/11)./Antara

Bisnis.com, JAKARTA--Perusahaan milik orang terkaya di Indonesia ke-48 versi majalah Forbes, Prajogo Pangestu, yakni PT Chandra Asri Petrochemical Tbk. (TPIA), akan berhenti berproduksi selama 3 bulan.

Suryadi, Direktur Chandra Asri Petrochemical, mengatakan perseroan tengah dalam tahap pembangunan proyek ekspansi naphtha cracker sebagai salah satu inisiatif pengembangan usaha.

Proyek ekspansi naphtha cracker ini berjalan sesuai jadwal dan pada semester II/2015 proyek ini akan memasuki tahap penyelesaian yakni proses tie-in. Fasilitas naphtha cracker yang baru akan diintegrasikan dengan fasilitas yang lama.

"Pasca penyelesaian proyek, kapasitas produksi naphtha cracker perseroan dapat meningkat hingga 43%," ungkapnya dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia, Rabu (11/3/2015).

Dia mengatakan, bersamaaan dengan proses tie-in yang akan dilakukan sekitar September-November 2015, emiten berkode saham TPIA ini akan melakukan pemeliharaan rutin atas fasilitas pabrik perseroan yang disebut turn-around maintenance (TAM) setiap empat tahun sekali.

Menurutnya, TAM merupakan kegiatan pemeliharaan atas kondisi fasilitas pabrik agar dapat selalu beroperasi dengan baik tanpa kendala. Demi efisiensi waktu, kegiatan TAM ini akan dilakukan bersamaan dengan proses tie-in dan diperkirakan akan berlangsung selama sekitar tiga bulan.

"Selama proses ini, kegiatan produksi ethylene akan di-non-aktifkan sementara," paparnya.

Sementara itu, terkait investasi bisnis karet sintetis dan studi kelayakan condensate splitter masih dalam tahapan studi kelanjutan yang berpeluang menjadi alternatif penggunaan bahan baku produksi. Selama ini, perseroan menggunakan bahan baku naphtha impor.

Untuk itu, sambungnya, perseroan dapat mengurangi ketergantungan akan bahan baku impor. Sedangkan, tahun ini, sebagian besar belanja modal akan digunakan untuk membiayai penyelesaian proyek ekspansi naphtha cracker dan TAM.

Seperti diketahui, Prajogo Pangestu merupakan orang terkaya ke-48 pada 2014 versi majalah Forbes.

Kekayaan Prajogo ditaksir mencapai US$570 juta atau mencapai Rp7,4 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Sukirno
Editor : Saeno

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper